SMP Ciputra Ranking II Festival Film Internasional Berkat Peran Total

Prestasi membanggakan diraih 14 siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra. Mereka berhasil meraih juara II dalam kompetisi Shakespeare Film Festival di Praha, Republik Ceko.

Kaget. Kata itulah yang menghinggapi 14 pemain dan kru ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra saat pemenang Shakespeare Film Festival diumumkan pada 19 Mei lalu. Maklum, dalam rilis pengumuman tersebut, film mereka, Fall, berhasil menjadi juara II kategori Junior High School.

Director film Fall Christy Lorentz mengungkapkan, seluruh anggota tim cukup senang bisa mendapat juara dalam kompetisi itu. Mereka harus bersaing dengan sekitar 52 sekolah dari 22 negara. Karya film yang dilombakan mencapai 328 film. ”Pencapaian ini merupakan hal yang luar biasa. Sebab, ini merupakan kompetisi film internasional pertama yang kami ikuti,” jelas siswa kelas IX-A itu.

Dalam kompetisi film pendek online tersebut, seluruh peserta diharuskan membuat karya yang memiliki hubungan dengan sastrawan besar Inggris William Shakespeare. Entah melalui drama yang ditulisnya, puisi, dan karya lain. Fiksi maupun nonfiksi.

Di antara ratusan karya penulis besar yang lahir pada 1564 itu, tim ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra memilih Macbeth. Karya tersebut dipilih lantaran memiliki karakter kuat yang menggambarkan identitas Shakespeare. Yakni, berhubungan dengan tragedi.
Meski mengadaptasi karya Shakespeare, tim SMP Ciputra melakukan beberapa perombakan pada alur film. Christy mencontohkan peran ratu sihir. Dalam naskah asli, dia hanya berperan sebagai peramal yang menentukan Macbeth sebagai penguasa. Tokoh penyihir hanya muncul sekali dalam drama tersebut.

Pada film Fall, peran penyihir dibuat lebih besar. Di antaranya, dengan menghasut Macbeth untuk membunuh Raja Duncan. ”Padahal, dalam karya aslinya, yang membujuk membunuh sang raja adalah istrinya sendiri,” tuturnya.

Inti pembalikan karakter dan pemberian porsi lebih besar pada karakter cameo itu bertujuan untuk mengubah mindset bahwa semua orang memiliki pengaruh. Dengan perannya, mereka dapat mewarnai sebuah drama.

Dia mengungkapkan, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk menciptakan film pendek berdurasi 5,96 menit itu. Pembuatan Fall dimulai Desember 2015. Proses tersebut dihitung dari penciptaan konsep hingga proses produksi film.

Proses produksi memakan waktu seminggu penuh. Mulai pengambilan gambar hingga proses editing. Semua proses tersebut membutuhkan kerja ekstra. Sebab, dalam kompetisi itu, seluruh proses produksi harus hasil kerja siswa. ”Kami bersyukur proses ini bisa kami lalui dengan lancar,” terangnya.

Setting lokasi, lanjut dia, menjadi salah satu komponen yang cukup sulit. Maklum, Fall menggunakan setting lokasi abad ke-17.

Ada tiga lokasi yang dipilih. Pada alur pertama, tim memilih bukit ular. Di lokasi tersebut tidak ada bangunan modern dan tumbuh banyak ilalang. Lokasi lainnya di sudut sekolah dan rumah salah seorang teman yang bergaya vintage. ”Saat setting di dalam rumah, kami memilih ranjang kayu dengan beberapa ukiran,” jelas editor dan kamerawan film Edgar Chaney Wangsadirja, siswa kelas IX-B.

Guru pembimbing proyek film Melinda Fletcher mengungkapkan rasa puasnya pada aktivitas seluruh siswa. Sikap pantang menyerah seluruh kru membuat film itu terasa istimewa. ”Mereka telah bekerja keras,” ujarnya. (elo/c6/nda).
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.