Oxford Kembangkan Artificial Intelligence untuk Manipulasi Video
Mahasiswa Oxford University mengembangkan aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bisa menggunakan foto wajah seseorang menjadi bergerak seperti video. Sistem yang dikembangkan oleh beberapa mahasiswa yang salah satunya adalah Joon Son Chung itu, mengidentifikasi fitur wajah di foto menggunakan algoritma yang mengenali wajah.
Kemudian, pada klip audio yang dipilih diputar, sistem AI memanipulasi bagian mulut di foto diam sehingga terlihat seperti orang tersebut sedang berbicara.Meski sistemnya masih kasar, namun para peneliti mengklaim perangkat lunak tersebut akan segera membuat video palsu yang nampaknya nyata.
Sementara sistem ini saat ini fokus pada pengembangan perubahan bentuk mulut, Alex Champandard, pendiri creative.ai yang membuat alat AI untuk para seniman, mengatakan alat ini bisa jadi mengubah ekspresi wajah dan postur tubuh di masa depan. ’’Cepat atau lambat, orang akan kesulitan mencari tahu video mana yang palsu dan mana yang nyata,’’ ujarnya.
Ke depannya, para ahli bisa membuat video palsu yang terlihat realistis. Sehingga bukti video tidak dapat diandalkan sebagai bukti dalam kasus pengadilan. ’’Segera, video tidak bisa menjadi alat bukti yang valid, pengadilan akan lebih mengandalkan bukti forensik, bukti ilmiah dan kesaksian saksi dalam kasus-kasus,’’ papar Champandard. (dailymail/ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Kemudian, pada klip audio yang dipilih diputar, sistem AI memanipulasi bagian mulut di foto diam sehingga terlihat seperti orang tersebut sedang berbicara.Meski sistemnya masih kasar, namun para peneliti mengklaim perangkat lunak tersebut akan segera membuat video palsu yang nampaknya nyata.
Sementara sistem ini saat ini fokus pada pengembangan perubahan bentuk mulut, Alex Champandard, pendiri creative.ai yang membuat alat AI untuk para seniman, mengatakan alat ini bisa jadi mengubah ekspresi wajah dan postur tubuh di masa depan. ’’Cepat atau lambat, orang akan kesulitan mencari tahu video mana yang palsu dan mana yang nyata,’’ ujarnya.
Ke depannya, para ahli bisa membuat video palsu yang terlihat realistis. Sehingga bukti video tidak dapat diandalkan sebagai bukti dalam kasus pengadilan. ’’Segera, video tidak bisa menjadi alat bukti yang valid, pengadilan akan lebih mengandalkan bukti forensik, bukti ilmiah dan kesaksian saksi dalam kasus-kasus,’’ papar Champandard. (dailymail/ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: