Tulang Bengkok Banyak Diderita Remaja Perempuan
Tidak ada satupun perempuan yang ingin mendapatkan kondisi tulangnya bengkok. Apalagi saat usia remaja. Sayangnya, skoliosis atau kemiringan pada tulang belakang acapkali ditemui pada perempuan usia remaja.
Menurut spesialis orthopaedi dan traumatologi RSUD dr Soetomo dr Komang Agung SpOT (K), 80 persen penderita skoliosis adalah remaja puteri usia 10 sampai dengan 20 tahun.’’Kalau setiap minggu setidaknya ada diagnosa skoliosis pada dua pasien baru, perbandingannya dengan laki-laki 2 : 1’’ ulasnya.
Dari semua remaja puteri hasil skrining, tidak ada yang menyadari kemiringan tulangnya. Komang mengaku hal tersebut wajar. Sebab tidak ada keluhan secara fisik yang dialami penderita. Biasanya yang menyadari adalah orang disekelilingnya. Yang paling sering adalah ibu dari pasien yang melihat tulang belakang anaknya yang tidak lurus. Meskipun derajatnya masih rendah.
Yang perlu disadari adanya kans terjadi progresivitas atau pertumbuhan derajat kemiringan, paling banyak, pasien datang dengan kemiringan kurang dari 60 derajat. Penyebabnya sendiri, bisa dikatakan idiopatik atau tidak diketahui secara pasti.
Yang penting pasien tidak perlu khawatir bila pada akhirnya memang membutuhkan operasi. Setelah operasi, tentu saja bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa. Khususnya untuk perempuan yang takut tidak bisa melahirkan secara normal setelah menjalani operasi. ’’Tidak usah minder dan khawatir. Teknologi semakin canggih, setelah operasi bisa tulang belakang bisa kembali seperti orang normal,’’ tegasnya. (ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Menurut spesialis orthopaedi dan traumatologi RSUD dr Soetomo dr Komang Agung SpOT (K), 80 persen penderita skoliosis adalah remaja puteri usia 10 sampai dengan 20 tahun.’’Kalau setiap minggu setidaknya ada diagnosa skoliosis pada dua pasien baru, perbandingannya dengan laki-laki 2 : 1’’ ulasnya.
Dari semua remaja puteri hasil skrining, tidak ada yang menyadari kemiringan tulangnya. Komang mengaku hal tersebut wajar. Sebab tidak ada keluhan secara fisik yang dialami penderita. Biasanya yang menyadari adalah orang disekelilingnya. Yang paling sering adalah ibu dari pasien yang melihat tulang belakang anaknya yang tidak lurus. Meskipun derajatnya masih rendah.
Yang perlu disadari adanya kans terjadi progresivitas atau pertumbuhan derajat kemiringan, paling banyak, pasien datang dengan kemiringan kurang dari 60 derajat. Penyebabnya sendiri, bisa dikatakan idiopatik atau tidak diketahui secara pasti.
Yang penting pasien tidak perlu khawatir bila pada akhirnya memang membutuhkan operasi. Setelah operasi, tentu saja bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa. Khususnya untuk perempuan yang takut tidak bisa melahirkan secara normal setelah menjalani operasi. ’’Tidak usah minder dan khawatir. Teknologi semakin canggih, setelah operasi bisa tulang belakang bisa kembali seperti orang normal,’’ tegasnya. (ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: