Bahaya Perempuan Hamil yang punya Gangguan Tidur
Perempuan hamil, yang memiliki masalah tidur karena pernapasan atau yang disebut sleep apnea cukup mengkhawatirkan. Sebab mereka berisiko empat kali mendapatkan penyakit-penyakit serius selama kehamilan.
Penelitian terbaru yang dilakukan pada 1,5 juta perempuan hamil di Amerika Serikat yang menyimpulkan hasil yang juga mengatakan, bahwa perempuan hamil dengan sleep apnea punya kecenderungan tinggal di rumah sakit lebih lama untuk pemulihan.
Para peneliti menganalisis catatan medis dari 1.577.636 wanita hamil di database Pusat Informasi Perinatal Nasional AS dari 2010 sampai 2014.Dari data tersebut 0,12 persen telah didiagnosis secara formal dengan OSA (obstructive sleep apnea).
Mereka yang mempunyai OSA, berpotensi 174 persen membutuhkan perawatan intensif untuk kondisi jantung dan paru-paru selama atau setelah melahirkanMereka memiliki peningkatan risiko kondisi terkait kehamilan, seperti preeklampsia atau tekanan darah tinggi selama masa kehamilan (naik 122 persen), eklampsia atau kondisi preeclampsia yang disertai kejang (125 persen), termasuk paru-paru yang dipenuhi cairan, yang meningkat 406 persen, dan gagal jantung kongestif, yang meningkat sebesar 263 persen.
Obstructive sleep apnea sendiri adalah gangguan tidur yang parah yang menyebabkan penderita berhenti bernafas secara acak. ’’Mengingat bahwa kehamilan adalah' jendela 'terhadap kesehatan kardiovaskular dan metabolik di masa depan, OSA adalah diagnosis yang layak untuk diselidiki selama masa kehamilan,’’ kata peneliti utama Dr Ghada Bourjeily, profesor kedokteran di Brown University. (dailymail/ina/JPG).
Penelitian terbaru yang dilakukan pada 1,5 juta perempuan hamil di Amerika Serikat yang menyimpulkan hasil yang juga mengatakan, bahwa perempuan hamil dengan sleep apnea punya kecenderungan tinggal di rumah sakit lebih lama untuk pemulihan.
Para peneliti menganalisis catatan medis dari 1.577.636 wanita hamil di database Pusat Informasi Perinatal Nasional AS dari 2010 sampai 2014.Dari data tersebut 0,12 persen telah didiagnosis secara formal dengan OSA (obstructive sleep apnea).
Mereka yang mempunyai OSA, berpotensi 174 persen membutuhkan perawatan intensif untuk kondisi jantung dan paru-paru selama atau setelah melahirkanMereka memiliki peningkatan risiko kondisi terkait kehamilan, seperti preeklampsia atau tekanan darah tinggi selama masa kehamilan (naik 122 persen), eklampsia atau kondisi preeclampsia yang disertai kejang (125 persen), termasuk paru-paru yang dipenuhi cairan, yang meningkat 406 persen, dan gagal jantung kongestif, yang meningkat sebesar 263 persen.
Obstructive sleep apnea sendiri adalah gangguan tidur yang parah yang menyebabkan penderita berhenti bernafas secara acak. ’’Mengingat bahwa kehamilan adalah' jendela 'terhadap kesehatan kardiovaskular dan metabolik di masa depan, OSA adalah diagnosis yang layak untuk diselidiki selama masa kehamilan,’’ kata peneliti utama Dr Ghada Bourjeily, profesor kedokteran di Brown University. (dailymail/ina/JPG).
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: