Kisah Jupe Jadi Inspirasi, Kaum Hawa Jangan Malas Cegah Kanker Serviks
Penyakit kanker serviks yang diderita artis Julia Perez atau Jupe bisa menjadi pelajaran bagi kaum hawa di mana saja. Coba mulai mengenali diri sendiri dan sayangi diri dengan mencegah atau mendeteksi virus kanker serviks sejak dini.
Kanker serviks pada tahap awal tidak menimbulkan gejala yang khas. Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra-kanker dengan melakukan skrining. Skrining atau deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
Pap smear adalah tes skrining (screening test) untuk kanker serviks atau kanker mulut rahim. Sel yang didapatkan dari usapan serviks atau mulut rahim pada pemeriksaan pap smear kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Setiap wanita yang sudah berhubungan seksual wajib melakukan pemeriksaan pap smear.
Pemeriksaan IVA atau pap smear bukan untuk mengobati kanker serviks, tetapi tujuannya untuk melihat perkembangan di sel-sel serviks. Sayangnya, banyak pasien yang datang ke dokter umumnya sudah stadium lanjut dan sulit disembuhkan.
"Penyebabnya karena kesadaran yang kurang kemungkinan besarnya sih. Karena dari virus masuk sampai jadi kanker butuh 3-17 tahunan," kata Founder and CEO Internis and Vaccinologist In Harmony Vaccination Clinic Dr Kristoforus Hendra Djaya, SpPD kepada JawaPos.com, Minggu (11/6).
Kristoforus menambahkan dengan rentang waktu yang panjang, semestinya kaum hawa punya waktu banyak untuk deteksi dini. Sayangnya banyak orang malas karena deteksinya harus lewat pemeriksaan melalui papsmear atau IVA.
"Banyak orang malas yang notabene harus periksa ke dalam kemaluannya," jelas Kristoforus
Bahayanya, gejala juga tidak dirasakan sama sekali sampai kanker sudah berkembang menjadi stadium lanjut. Jika sudah stadium ini, seseorang akan mengalami keputihan disertai bercak-bercak merah atau perdarahan disertai bau tak sedap. (cr1/JPG).
Kanker serviks pada tahap awal tidak menimbulkan gejala yang khas. Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra-kanker dengan melakukan skrining. Skrining atau deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
Pap smear adalah tes skrining (screening test) untuk kanker serviks atau kanker mulut rahim. Sel yang didapatkan dari usapan serviks atau mulut rahim pada pemeriksaan pap smear kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Setiap wanita yang sudah berhubungan seksual wajib melakukan pemeriksaan pap smear.
Pemeriksaan IVA atau pap smear bukan untuk mengobati kanker serviks, tetapi tujuannya untuk melihat perkembangan di sel-sel serviks. Sayangnya, banyak pasien yang datang ke dokter umumnya sudah stadium lanjut dan sulit disembuhkan.
"Penyebabnya karena kesadaran yang kurang kemungkinan besarnya sih. Karena dari virus masuk sampai jadi kanker butuh 3-17 tahunan," kata Founder and CEO Internis and Vaccinologist In Harmony Vaccination Clinic Dr Kristoforus Hendra Djaya, SpPD kepada JawaPos.com, Minggu (11/6).
Kristoforus menambahkan dengan rentang waktu yang panjang, semestinya kaum hawa punya waktu banyak untuk deteksi dini. Sayangnya banyak orang malas karena deteksinya harus lewat pemeriksaan melalui papsmear atau IVA.
"Banyak orang malas yang notabene harus periksa ke dalam kemaluannya," jelas Kristoforus
Bahayanya, gejala juga tidak dirasakan sama sekali sampai kanker sudah berkembang menjadi stadium lanjut. Jika sudah stadium ini, seseorang akan mengalami keputihan disertai bercak-bercak merah atau perdarahan disertai bau tak sedap. (cr1/JPG).
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: