Mengenal Perdarahan Pasca Persalinan
Tidak semua kasus perdarahan pasca persalinan bisa diprediksi. Itulah yang membuat para bumil sedikit tegang menghadapi persalinan. Spesialis kandungan RSUD dr Soetomo dr Indra Yuliati SpOG mengatakan bisa dikatakan perdarahan pasca persalinan bila darah yang keluar lebih dari 500 cc.
Bila perdarahan terjadi masih dalam 24 jam pascapersalinan, namanya Early Hemoragik Post Partum. Dan bila lebih dari 24 jam, namanya Late Hemoragik Post Partum. Penyebabnya pun banyak, mulai dari atonia uteri atau kontraksi rahim yang jelek, sisa plasenta, ruptura uteri atau rahim robek, robekkan jalan lahir, inversio uteri, hingga gangguan pembekuan darah.
’’Penyebab terbanyak adalah atonia uteri atau jeleknya kontraksi pada rahim ibu,’’ ulasnya. ’’Kalau sudah perdarahan, cara deteksinya mudah. Diantaranya, nadi dan napas menjadi cepat, darah keluar dalam jangak waktu pendek, dan tekanan darah yang menurun,’’ imbuhnya.
Bila sudah terlanjur terjadi perdarahan, terdapat dua hal yang harus dicermati. Pertama bila si bumil melahirkan di RS, para tenaga medis harus memastikan aliran infuse mengalir dengan lancar.
’’Infuse memberikan cairan pengganti darah yang banyak keluar,’’ tutur dokter yang juga Dosen FK Unair ini. Setelah itu, diberikan tampon kondom. Tampon kondom sendiri, adalah kondom yang digelembungkan dan diberi kateter. Lalu dimasukkan dalam rahim, yang tujuannya untuk mengurangi perdarahan. Serta diberikan uterotonika atau obat untuk meningkatkan kontraksi rahim.
Namun bila perdarahan masih terjadi, dokter akan melakukan prosedur selanjutnya, yakni operasi B Lynch. Tujuannya, untuk untuk mempertahankan kandungan. Namun, bila perdarahan masih saja terjadi. untuk keselamatan nyawa sang ibu, dokter akan melakukan pengangkatan kandungan.
’’Ini langkah yang paling terakhir. Semua tindakan kita diawal untuk mencegah ini. Bayangkan saja kalau si ibu masih punya satu anak, pasti sedih kandungannya diambil,’’ ungkapnya. (ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Bila perdarahan terjadi masih dalam 24 jam pascapersalinan, namanya Early Hemoragik Post Partum. Dan bila lebih dari 24 jam, namanya Late Hemoragik Post Partum. Penyebabnya pun banyak, mulai dari atonia uteri atau kontraksi rahim yang jelek, sisa plasenta, ruptura uteri atau rahim robek, robekkan jalan lahir, inversio uteri, hingga gangguan pembekuan darah.
’’Penyebab terbanyak adalah atonia uteri atau jeleknya kontraksi pada rahim ibu,’’ ulasnya. ’’Kalau sudah perdarahan, cara deteksinya mudah. Diantaranya, nadi dan napas menjadi cepat, darah keluar dalam jangak waktu pendek, dan tekanan darah yang menurun,’’ imbuhnya.
Bila sudah terlanjur terjadi perdarahan, terdapat dua hal yang harus dicermati. Pertama bila si bumil melahirkan di RS, para tenaga medis harus memastikan aliran infuse mengalir dengan lancar.
’’Infuse memberikan cairan pengganti darah yang banyak keluar,’’ tutur dokter yang juga Dosen FK Unair ini. Setelah itu, diberikan tampon kondom. Tampon kondom sendiri, adalah kondom yang digelembungkan dan diberi kateter. Lalu dimasukkan dalam rahim, yang tujuannya untuk mengurangi perdarahan. Serta diberikan uterotonika atau obat untuk meningkatkan kontraksi rahim.
Namun bila perdarahan masih terjadi, dokter akan melakukan prosedur selanjutnya, yakni operasi B Lynch. Tujuannya, untuk untuk mempertahankan kandungan. Namun, bila perdarahan masih saja terjadi. untuk keselamatan nyawa sang ibu, dokter akan melakukan pengangkatan kandungan.
’’Ini langkah yang paling terakhir. Semua tindakan kita diawal untuk mencegah ini. Bayangkan saja kalau si ibu masih punya satu anak, pasti sedih kandungannya diambil,’’ ungkapnya. (ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: