Ini Alasan Perempuan Rentan Alami Rahim Turun
Kasus rahim turun pada perempuan di Kota Delta tergolong tinggi. Dalam lima bulan terakhir, RSUD Sidoarjo mencatat ada 377 pasien yang mengalaminya. Jika kondisi tersebut dibiarkan, kesehatan akan terganggu.
Dokter spesialis obgin RSUD Sidoarjo Priyono Wibowo menyatakan, perempuan setelah melahirkan memiliki potensi besar mengalami rahim turun. Dalam penelitian tesisnya, sekitar 73 persen dari 100 perempuan 12 minggu pasca melahirkan mengalami penurunan rahim 1 derajat. ”Baik yang melahirkan secara normal maupun operasi,” katanya Rabu (31/5).
Hal itu didukung data pasien yang datang ke Poli Kandungan RSUD Sidoarjo. Menurut data tahun lalu, terdapat 785 pasien yang mengalami rahim turun. Sedangkan tahun ini per Mei jumlahnya sudah mencapai 377 pasien. ”Jumlah tersebut sangat tinggi. Biasanya perempuan yang habis melahirkan tidak menyadari masalah tersebut,” ungkapnya.
Priyono menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat memicu penurunan rahim pasca melahirkan. Salah satunya berat badan bayi lahir yang terlalu besar, yakni mencapai 3.325 gram. Selain itu, saat melahirkan, sang ibu terlalu lama mengejan. Misalnya lebih dari satu jam. Padahal, normalnya harus di bawah satu jam.
”Kalau lebih dari satu jam, risikonya lebih besar. Bahkan, untuk mengejan sendiri ada aturannya,” tutur dia. Robekan vagina saat melahirkan juga bisa berpengaruh. Termasuk faktor genetik atau kongenital.
Kondisi tersebut sejatinya bisa dicegah. Caranya ialah melakukan senam otot dasar panggul atau kegel. Senam itu bisa dilakukan setelah nifas 40 hari sesudah melahirkan dan saat kondisi tubuh sudah tidak sakit. ”Kalau sudah parah derajat 3 dan 4 harus dioperasi,” ucapnya.
Kondisi penurunan rahim bisa diketahui melalui pemeriksaan dengan dokter kandungan. Jika sudah mengalami penurunan rahim derajat 3 dan 4, biasanya bisa langsung diketahui sendiri. ”Rahim berada di antara anus dan dubur. Jadi, ketika turun sudah parah, biasanya bisa dilihat dengan kasatmata atau saat diraba,” ujarnya. Selain itu, saat berhubungan seksual, terasa ada yang mengganjal dan sering kencing. ”Kalau rahim turun, anus dan dubur juga ikut turun,” katanya.
Untuk mencegahnya, perempuan pasca melahirkan bisa melakukan latihan sederhana di rumah. Yakni menahan anus selama 10 detik dan dilakukan 10 kali. Latihan tersebut dilakukan 3 kali sehari. ”Lebih bagus lagi senam otot panggul,” tuturnya. (ayu/c9/pri)
SUMBER :jawapos.com
Dokter spesialis obgin RSUD Sidoarjo Priyono Wibowo menyatakan, perempuan setelah melahirkan memiliki potensi besar mengalami rahim turun. Dalam penelitian tesisnya, sekitar 73 persen dari 100 perempuan 12 minggu pasca melahirkan mengalami penurunan rahim 1 derajat. ”Baik yang melahirkan secara normal maupun operasi,” katanya Rabu (31/5).
Hal itu didukung data pasien yang datang ke Poli Kandungan RSUD Sidoarjo. Menurut data tahun lalu, terdapat 785 pasien yang mengalami rahim turun. Sedangkan tahun ini per Mei jumlahnya sudah mencapai 377 pasien. ”Jumlah tersebut sangat tinggi. Biasanya perempuan yang habis melahirkan tidak menyadari masalah tersebut,” ungkapnya.
Priyono menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat memicu penurunan rahim pasca melahirkan. Salah satunya berat badan bayi lahir yang terlalu besar, yakni mencapai 3.325 gram. Selain itu, saat melahirkan, sang ibu terlalu lama mengejan. Misalnya lebih dari satu jam. Padahal, normalnya harus di bawah satu jam.
”Kalau lebih dari satu jam, risikonya lebih besar. Bahkan, untuk mengejan sendiri ada aturannya,” tutur dia. Robekan vagina saat melahirkan juga bisa berpengaruh. Termasuk faktor genetik atau kongenital.
Kondisi tersebut sejatinya bisa dicegah. Caranya ialah melakukan senam otot dasar panggul atau kegel. Senam itu bisa dilakukan setelah nifas 40 hari sesudah melahirkan dan saat kondisi tubuh sudah tidak sakit. ”Kalau sudah parah derajat 3 dan 4 harus dioperasi,” ucapnya.
Kondisi penurunan rahim bisa diketahui melalui pemeriksaan dengan dokter kandungan. Jika sudah mengalami penurunan rahim derajat 3 dan 4, biasanya bisa langsung diketahui sendiri. ”Rahim berada di antara anus dan dubur. Jadi, ketika turun sudah parah, biasanya bisa dilihat dengan kasatmata atau saat diraba,” ujarnya. Selain itu, saat berhubungan seksual, terasa ada yang mengganjal dan sering kencing. ”Kalau rahim turun, anus dan dubur juga ikut turun,” katanya.
Untuk mencegahnya, perempuan pasca melahirkan bisa melakukan latihan sederhana di rumah. Yakni menahan anus selama 10 detik dan dilakukan 10 kali. Latihan tersebut dilakukan 3 kali sehari. ”Lebih bagus lagi senam otot panggul,” tuturnya. (ayu/c9/pri)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: