Kakak Beradik Atlet Gulat, Jago Banting dan Modeling, Berawal dari Iming-Iming HP
Berbeda dengan Okta, Natali awalnya tidak mau bergulat. Siswi kelas I SDN Airlangga 1 itu menolak mentah-mentah saat diajak berlatih. Bahkan, dia juga menangis dan enggan menuruti ajakan orang tuanya.
Suatu ketika Natali diberi iming-iming hadiah. Natali pun akhirnya bersedia. Hadiah itu berupa handphone (HP) yang sudah diidamkannya. Sayangnya, HP tersebut harus ditebus dengan gelar juara I di ajang kejuaraan daerah (kejurda). Karena sudah kepingin, Natali akhirnya bersedia berlatih dan mengikuti ajang gulat pertamanya.
Latihan untuk menuju kejurda berlangsung selama tiga bulan. Karena Natali baru berusia 7 tahun, latihannya pun tidak begitu berat. Sang ayah biasanya mengajarkan teknik-teknik sederhana. Misalnya, ambilan kaki dan tarikan leher atau kepala. Sebetulnya, untuk anak seusia Natali, teknik itu tergolong terlalu dini untuk dikuasai.
Suatu ketika Natali diberi iming-iming hadiah. Natali pun akhirnya bersedia. Hadiah itu berupa handphone (HP) yang sudah diidamkannya. Sayangnya, HP tersebut harus ditebus dengan gelar juara I di ajang kejuaraan daerah (kejurda). Karena sudah kepingin, Natali akhirnya bersedia berlatih dan mengikuti ajang gulat pertamanya.
Latihan untuk menuju kejurda berlangsung selama tiga bulan. Karena Natali baru berusia 7 tahun, latihannya pun tidak begitu berat. Sang ayah biasanya mengajarkan teknik-teknik sederhana. Misalnya, ambilan kaki dan tarikan leher atau kepala. Sebetulnya, untuk anak seusia Natali, teknik itu tergolong terlalu dini untuk dikuasai.
Demi hadiah handphone, si kecil Natalimelahap semua menu latihan. Dia pun berlaga di Kejurda 2017 yang berlangsung di Malang. Dia berhasil menyabet juara III di Malang. Hasil yang membanggakan untuk hasil latihan yang hanya tiga bulan.
Hadiah HP dari orang tua memang gagal didapat karena Natali hanya dapat juara III. Natali pun sedih. ’’Iya, nggak jadi dapat HP,” gerutunya. Namun, prestasi pertamanya itu justru menjadi awal kecintaan Natali pada gulat. Kini, ketika ditanya apakah ingin terus bergulat, dia langsung mengangguk yakin sambil tersenyum. ’’Mau soalnya suka,” katanya malu-malu.
Kini, Natali tidak perlu lagi dipaksa berlatih gulat. Latihan selama lima kali seminggu itu dilakoninya dengan senang hati. Meski, dia mengakui beberapa kali sempat malas berlatih. Maklum, namanya juga masih kecil. Namun, lebih jauh, dia sudah mengetahui apa yang menjadi cita-citanya sehingga mau berlatih gulat. ’’Aku mau jadi tentara,” ucapnya. (kik/c7/jan)
SUMBER :jawapos.com
Hadiah HP dari orang tua memang gagal didapat karena Natali hanya dapat juara III. Natali pun sedih. ’’Iya, nggak jadi dapat HP,” gerutunya. Namun, prestasi pertamanya itu justru menjadi awal kecintaan Natali pada gulat. Kini, ketika ditanya apakah ingin terus bergulat, dia langsung mengangguk yakin sambil tersenyum. ’’Mau soalnya suka,” katanya malu-malu.
Kini, Natali tidak perlu lagi dipaksa berlatih gulat. Latihan selama lima kali seminggu itu dilakoninya dengan senang hati. Meski, dia mengakui beberapa kali sempat malas berlatih. Maklum, namanya juga masih kecil. Namun, lebih jauh, dia sudah mengetahui apa yang menjadi cita-citanya sehingga mau berlatih gulat. ’’Aku mau jadi tentara,” ucapnya. (kik/c7/jan)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: