Saat Puasa, Tetap Perhatikan Pedoman “Piring Makanku”
Puasa artinya menahan makan dan minum serta hawa nafsu. Akan tetapi, setiap rumah tangga justru menyajikan lebih banyak porsi makanan saat puasa. Apalagi setelah seharian menahan lapar dan haus, membuat tubuh menjadi serakah saat berbuka. Porsi yang diambil pun dalam jumlah besar.
Ahli Gizi atau Dietisien Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Triyani Kresnawan, DCN, MKes RD meminta masyarakat tetap memerhatikan pedoman “Piring Makanku” dari Kementerian Kesehatan. Di dalam “Piring Makanku”, terdapat aturan makan dengan piring dibagi menjadi dua bagian. Separuh piring terdiri dari buah dan sayur, separuh piring sisanya terdiri dari sepertiga lauk pauk dan dua pertiga makanan pokok.
Komposisi demikian mengandung nilai gizi yaitu energi 725 Kkal, karbohidrat 80 gram, protein 34 gram, dan lemak 33 gram. Kelebihan karbohidrat apalagi nasi tidak baik bagi tubuh, karena mengandung Glikemik Indeks yang tinggi. Sehingga cepat diubah menjadi gula darah (glukosa).
“Jadi setelah salat Magrib makan lengkap gizi seimbang. Separuh piring sayur dan buah, nasi dan lauk pauk secukupnya. Demikian juga saat sahur. Minum air putih jangan lupa 8 gelas per hari,” tegas Tri kepada JawaPos.com, Selasa (30/5).
Tri mengungkapkan puasa justru memberikan kesempatan untuk siapa saja menurunkan berat badan. Apalagi kaum hawa yang seringkali diet dengan ekstra ketat. “Tapi pada kenyataannya memang cukup sulit, karena banyak godaannya,” tukasnya.
Tri mencontohkan gorengan untuk yang ingin menurunkan berat badan harus dibatasi. Padahal sebagian besar hidangan berbuka puasa adalah risol, tahu isi, bakwan, martabak telur, pisang goreng, hingga sop buah yang tinggi gula, garam, dan lemak.
“Piring Makanku itu yang sehat, harus disosialisasikan kepada masyarakat. Sehingga terhindar dari penyakit dan bisa panjang umur kalau menunya seperti itu,” katanya. (cr1/JPG)
Ahli Gizi atau Dietisien Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Triyani Kresnawan, DCN, MKes RD meminta masyarakat tetap memerhatikan pedoman “Piring Makanku” dari Kementerian Kesehatan. Di dalam “Piring Makanku”, terdapat aturan makan dengan piring dibagi menjadi dua bagian. Separuh piring terdiri dari buah dan sayur, separuh piring sisanya terdiri dari sepertiga lauk pauk dan dua pertiga makanan pokok.
Komposisi demikian mengandung nilai gizi yaitu energi 725 Kkal, karbohidrat 80 gram, protein 34 gram, dan lemak 33 gram. Kelebihan karbohidrat apalagi nasi tidak baik bagi tubuh, karena mengandung Glikemik Indeks yang tinggi. Sehingga cepat diubah menjadi gula darah (glukosa).
“Jadi setelah salat Magrib makan lengkap gizi seimbang. Separuh piring sayur dan buah, nasi dan lauk pauk secukupnya. Demikian juga saat sahur. Minum air putih jangan lupa 8 gelas per hari,” tegas Tri kepada JawaPos.com, Selasa (30/5).
Tri mengungkapkan puasa justru memberikan kesempatan untuk siapa saja menurunkan berat badan. Apalagi kaum hawa yang seringkali diet dengan ekstra ketat. “Tapi pada kenyataannya memang cukup sulit, karena banyak godaannya,” tukasnya.
Tri mencontohkan gorengan untuk yang ingin menurunkan berat badan harus dibatasi. Padahal sebagian besar hidangan berbuka puasa adalah risol, tahu isi, bakwan, martabak telur, pisang goreng, hingga sop buah yang tinggi gula, garam, dan lemak.
“Piring Makanku itu yang sehat, harus disosialisasikan kepada masyarakat. Sehingga terhindar dari penyakit dan bisa panjang umur kalau menunya seperti itu,” katanya. (cr1/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: