Full Day School Bikin Gaduh, PBNU Minta Jokowi Copot Mendikbud

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak adanya wacana kebijakan full day school yang akan diterapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama, Arifin Junaidi mengaku berencana mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak wacana kebijakan itu.

"Akan kirim surat ke Presiden Jokowi ini (mengenai full day school)," ujar Arifin di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Kamis (15/6).

Lebih lanjut Arifin juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk mencopot Muhadjir dari jabatan menteri. Sebab ungkap dia, wacana kebijakan full day school ini telah membuat gaduh di tengah masyarakat. "Mendikbud ini bikin gaduh, karena minta untuk diganti," tegasnya.

Selain itu, dia juga mendapat aduan dari masyarakat karena resah adanya kebijakan itu. Sehingga tidak ada salahnya Presiden Jokowi melakukan reshuffle kepada Muhadjir.

"Misalnya di Makassar dan Banjarmasin guru-guru juga sudah sangat resah dengan wacana ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy berencana mengubah hari belajar menjadi Senin sampai Jumat. Aturan ini dikabarkan mulai berlaku pada tahun ajaran baru 2017-2018. Muhadjir menjelaskan, setiap harinya siswa akan belajar di sekolah selama 8 jam.

Menurut Muhadjir, selama ini di sekolah negeri khusunya memang hanya belajar dari Senin hingga Jumat. Hanya saja siswa masih terbebani dengan kegiatan ekstrakulikuler pada Sabtu atau Minggu.

Dengan adanya aturan ini, siswa tidak perlu lagi berkegiatan di hari Sabtu ataupun Minggu. Dua hari itu nantinya benar-benar menjadi hari libur bagi para siswa.(cr2/JPG).
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.