Nurmu’ani Sajikan Materi Diiringi Alunan Musik
Guru sedianya punya cara kreatif untuk membuat siswa senang menerima pembelajaran. Nurmu’ani memilih berkutat dengan musik dan pemaknaan. Dengan cara itu, para pelajar SMPN 21 Surabaya dibuat rileks, tetapi tetap fokus belajar.
NURMU’ANI terlihat bergegas masuk ke ruang kelas VII A SMPN 21 Surabaya Jumat (7/4). Di tangannya terdapat sebuah kantong plastik yang berisi aneka sayuran. Tiba di kelas, mata anak-anak langsung tertuju pada bawaan guru yang akrab disapa Ibu Nur tersebut. ’’Selamat siang anak-anak,’’ sapanya membuka pelajaran. Puluhan siswa serentak menjawab, ’’Siang ibu.’’
Dari kantong kresek, guru biologi itu mengeluarkan sebatang wortel. Dengan tangan terangkat tinggi, dia langsung memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas, ’’Wortel ini akar atau buah?’’ Ditanya begitu, puluhan siswa menjawab beragam. Dengan suara berbisik, siswa berdiskusi dengan teman sebangku masing-masing. ’’Akar.’’ ’’Buah.’’ ’’Akar, mungkin.’’ Suara mereka bersahut-sahutan.
NURMU’ANI terlihat bergegas masuk ke ruang kelas VII A SMPN 21 Surabaya Jumat (7/4). Di tangannya terdapat sebuah kantong plastik yang berisi aneka sayuran. Tiba di kelas, mata anak-anak langsung tertuju pada bawaan guru yang akrab disapa Ibu Nur tersebut. ’’Selamat siang anak-anak,’’ sapanya membuka pelajaran. Puluhan siswa serentak menjawab, ’’Siang ibu.’’
Dari kantong kresek, guru biologi itu mengeluarkan sebatang wortel. Dengan tangan terangkat tinggi, dia langsung memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas, ’’Wortel ini akar atau buah?’’ Ditanya begitu, puluhan siswa menjawab beragam. Dengan suara berbisik, siswa berdiskusi dengan teman sebangku masing-masing. ’’Akar.’’ ’’Buah.’’ ’’Akar, mungkin.’’ Suara mereka bersahut-sahutan.
Nur langsung menengahi. Dia memberikan jawaban yang benar bahwa wortel sebenarnya akar. Tanaman tersebut masuk kategori berakar tunggang tipe fusiformis (berbentuk tombak).
Tidak ingin siswanya hanya menerima pengetahuan pasif, dalam pembelajaran tersebut, Nur langsung membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas mengamati spesifikasi tanaman daun pre, bayam, dan wortel. ’’Dengan model begini, siswa akan lebih peka dan dapat menemukan secara langsung perbedaan tanaman,’’ tuturnya.
Konsep penemuan atau inquiry discovery memang menjadi salah satu andalan Nur. Khususnya dalam pembelajaran eksakta. Sebab, melalui metode tersebut, anak akan lebih aktif dan bisa menemukan konsep science secara mandiri.
Meski begitu, metode belajar butuh berubah-ubah. Harapannya, siswa tidak bosan. Terlebih, pembelajaran science membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Tanpa disadari, kondisi itu bisa membuat siswa stres karena tegang. ’’Kalau seperti itu, saya biasanya akan membuat suasana kelas berbeda. Saya buat full music,’’ papar istri dari Supandi itu.
Ya, berbeda dengan guru lain, Nur sedikit keluar dari pakem pembelajaran. Ketika jam belajar dimulai, dia biasanya memutar musik di dalam kelas. Jenis musiknya beragam. Mulai musik klasik, jazz, hingga pop. Adakalanya lantunan ayat suci Alquran. Para murid boleh request lagu asal bukan jenis yang jedug-jedug. ’’Pokoknya musik yang disukai anak-anak bisa diputar,’’ jelasnya.
Ide memutar musik di dalam kelas itu muncul setelah dia melihat kondisi kelas. Para pelajar terlalu serius dalam menerima materi. Kondisi tersebut, tampaknya, malah membuat konsentrasi mereka gampang buyar. Mereka pun jadi tidak bisa menyerap materi dengan durasi yang cukup lama.
Musik lantas dipilih karena sempat membaca buku psikologi. Di situ disebutkan bahwa mendengarkan musik membuat sesorang lebih santai, tetapi tetap fokus. Meski belum melakukan uji penelitian lebih lanjut, setidaknya kondisi tersebut langsung dirasakan Nur saat mengajar.
Wajah anak-anak di kelas lebih semringah, seraya bersenandung samar-samar mengikuti irama lagu. ’’Model ini ternyata juga membuat anak-anak lebih tenang. Antarsiswa tak saling mengganggu,’’ ucap guru yang mengabdi sejak 1990 itu.
Nur punya strategi satu lagi. Istilahnya pemaknaan. Cara tersebut membuat siswa memahami objek pembelajaran lebih dalam. Setiap objek pembelajaran selalu diberikan agar siswa termotivasi untuk meraih sebuah cita.
Suatu kali ada bahasan siklus hidup tumbuhan. Nur memberikan contoh tanaman pisang. Selain buahnya mengandung banyak gizi, siklus hidup pisang menarik untuk diamati. Sebelum menghasilkan buah, tanaman tersebut tidak akan menyerah untuk tumbuh. Meski beberapa kali telah dipotong. ’’Selain mengajarkan ilmu biologinya, kami ingin mengajak semua anak untuk tahan banting dalam meraih cita,’’ jelasnya.
Contoh lain, Nur mengajak siswa untuk memaknai air sebagai sumber kehidupan. Selain berguna untuk manusia, air sangat dibutuhkan lingkungan. Karena itu, anak-anak diminta untuk menjaganya agar tetap lestari. (elo/c15/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ingin siswanya hanya menerima pengetahuan pasif, dalam pembelajaran tersebut, Nur langsung membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas mengamati spesifikasi tanaman daun pre, bayam, dan wortel. ’’Dengan model begini, siswa akan lebih peka dan dapat menemukan secara langsung perbedaan tanaman,’’ tuturnya.
Konsep penemuan atau inquiry discovery memang menjadi salah satu andalan Nur. Khususnya dalam pembelajaran eksakta. Sebab, melalui metode tersebut, anak akan lebih aktif dan bisa menemukan konsep science secara mandiri.
Meski begitu, metode belajar butuh berubah-ubah. Harapannya, siswa tidak bosan. Terlebih, pembelajaran science membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Tanpa disadari, kondisi itu bisa membuat siswa stres karena tegang. ’’Kalau seperti itu, saya biasanya akan membuat suasana kelas berbeda. Saya buat full music,’’ papar istri dari Supandi itu.
Ya, berbeda dengan guru lain, Nur sedikit keluar dari pakem pembelajaran. Ketika jam belajar dimulai, dia biasanya memutar musik di dalam kelas. Jenis musiknya beragam. Mulai musik klasik, jazz, hingga pop. Adakalanya lantunan ayat suci Alquran. Para murid boleh request lagu asal bukan jenis yang jedug-jedug. ’’Pokoknya musik yang disukai anak-anak bisa diputar,’’ jelasnya.
Ide memutar musik di dalam kelas itu muncul setelah dia melihat kondisi kelas. Para pelajar terlalu serius dalam menerima materi. Kondisi tersebut, tampaknya, malah membuat konsentrasi mereka gampang buyar. Mereka pun jadi tidak bisa menyerap materi dengan durasi yang cukup lama.
Musik lantas dipilih karena sempat membaca buku psikologi. Di situ disebutkan bahwa mendengarkan musik membuat sesorang lebih santai, tetapi tetap fokus. Meski belum melakukan uji penelitian lebih lanjut, setidaknya kondisi tersebut langsung dirasakan Nur saat mengajar.
Wajah anak-anak di kelas lebih semringah, seraya bersenandung samar-samar mengikuti irama lagu. ’’Model ini ternyata juga membuat anak-anak lebih tenang. Antarsiswa tak saling mengganggu,’’ ucap guru yang mengabdi sejak 1990 itu.
Nur punya strategi satu lagi. Istilahnya pemaknaan. Cara tersebut membuat siswa memahami objek pembelajaran lebih dalam. Setiap objek pembelajaran selalu diberikan agar siswa termotivasi untuk meraih sebuah cita.
Suatu kali ada bahasan siklus hidup tumbuhan. Nur memberikan contoh tanaman pisang. Selain buahnya mengandung banyak gizi, siklus hidup pisang menarik untuk diamati. Sebelum menghasilkan buah, tanaman tersebut tidak akan menyerah untuk tumbuh. Meski beberapa kali telah dipotong. ’’Selain mengajarkan ilmu biologinya, kami ingin mengajak semua anak untuk tahan banting dalam meraih cita,’’ jelasnya.
Contoh lain, Nur mengajak siswa untuk memaknai air sebagai sumber kehidupan. Selain berguna untuk manusia, air sangat dibutuhkan lingkungan. Karena itu, anak-anak diminta untuk menjaganya agar tetap lestari. (elo/c15/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: