Belajar Budaya Tionghoa dengan Cara Menyenangkan
Suasana meriah menghiasi pembukaan Camp Budaya 2017 yang diselenggarakan Xin Zhong School Kamis (1/6). Belasan budaya dan seni khas Tionghoa dipertunjukkan dalam kegiatan yang berlangsung hingga 10 Juni itu.
Alunan merdu terdengar mendayu memenuhi ruang aula Xin Zhong School. Suara tersebut berasal dari alat musik hulusi yang ditiup salah seorang penampil. Bentuknya mirip seruling. Yang membedakan, ada tambahan buah labu di pangkalnya.
Selain musik, pertunjukan yang dibawakan 13 guru Beijing Chinese Language and Culture College (BLCC) itu menampilkan seni lain. Yakni, seni kaligrafi Tionghoa, lukis, wushu, serta tari tradisional xin jiang. ”Seluruh guru tersebut berasal dari Tiongkok. Mereka hadir ke Xin Zhong School untuk mengajarkan budaya kepada siswa kami,” terang Ketua Camp Budaya 2017 Inge Lia.
Alunan merdu terdengar mendayu memenuhi ruang aula Xin Zhong School. Suara tersebut berasal dari alat musik hulusi yang ditiup salah seorang penampil. Bentuknya mirip seruling. Yang membedakan, ada tambahan buah labu di pangkalnya.
Selain musik, pertunjukan yang dibawakan 13 guru Beijing Chinese Language and Culture College (BLCC) itu menampilkan seni lain. Yakni, seni kaligrafi Tionghoa, lukis, wushu, serta tari tradisional xin jiang. ”Seluruh guru tersebut berasal dari Tiongkok. Mereka hadir ke Xin Zhong School untuk mengajarkan budaya kepada siswa kami,” terang Ketua Camp Budaya 2017 Inge Lia.
Para guru tersebut datang ke sekolah atas utusan dari lembaga yang bergerak di bidang kebudayaan milik pemerintah Tiongkok The Chinese Overseas Exchange Association. Lembaga tersebut memang bertujuan mengenalkan budaya Tionghoa ke berbagai negara. Termasuk Amerika, Australia, dan Singapura. Belasan guru asal Negeri Tirai Bambu itu akan mengajar siswa selama sembilan hari. ”Ada 12 materi yang diajarkan,” ujarnya.
Proses pembelajaran dilakukan dengan dua metode secara menyenangkan. Yakni, pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Durasinya sekitar lima jam per hari.
Perwakilan Yayasan SHHS Heru Budihartono mengungkapkan, misi Xin Zhong School adalah menciptakan pemimpin berdaya saing global. Untuk mempersiapkan itu, sekolah mempunyai tugas membekali siswa berpengetahuan internasional.
Pembelajaran internasional tersebut salah satunya dengan penguasaan bahasa. Selain mahir berbahasa Indonesia, siswa Xin Zhong School harus mampu berbahasa Inggris dan Mandarin. ”Kami berharap pengetahuan siswa tentang budaya akan bertambah. Khususnya budaya dari Tiongkok,” tuturnya. (elo/c17/nda).
Proses pembelajaran dilakukan dengan dua metode secara menyenangkan. Yakni, pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Durasinya sekitar lima jam per hari.
Perwakilan Yayasan SHHS Heru Budihartono mengungkapkan, misi Xin Zhong School adalah menciptakan pemimpin berdaya saing global. Untuk mempersiapkan itu, sekolah mempunyai tugas membekali siswa berpengetahuan internasional.
Pembelajaran internasional tersebut salah satunya dengan penguasaan bahasa. Selain mahir berbahasa Indonesia, siswa Xin Zhong School harus mampu berbahasa Inggris dan Mandarin. ”Kami berharap pengetahuan siswa tentang budaya akan bertambah. Khususnya budaya dari Tiongkok,” tuturnya. (elo/c17/nda).
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: