Sajikan Sepuluh Minuman Baru pada Sesi Bartending

Pelajar jenjang SMA tak hanya membutuhkan teori. Mereka juga memerlukan bekal keterampilan. Konsep itulah yang dipegang SMA Hang Tuah 1 Surabaya. Melalui ekstrakurikuler perhotelan, siswa diajak mempersiapkan diri untuk bersaing di dunia kerja.

SUASANA laboratorium perhotelan SMA Hang Tuah 1 terlihat ramai. Sebanyak 20 siswa mengantre menuju sebuah ruangan berisi puluhan gelas, botol kaca, dan blender. Perkakas itu berjajar rapi di etalase kayu. Di depannya, sebuah meja berbentuk setengah lingkaran terlihat berkilat. Ruangan berukuran 3 x 3 meter itu mirip bar.

Mereka membentuk kelompok, lalu mengeluarkan barang bawaan yang terbungkus tas plastik. Ada bubuk cokelat, susu, buah-buahan, dan es krim. Siang itu mereka sedang bersiap membuat beragam minuman.

Diana Oktapuri dan Silvya Febrianti tampak serius menuangkan setiap bahan ke dalam shaker. Setelah bahan tertuang dalam gelas khusus untuk mencampur bahan minuman, keduanya mengocok gelas berbahan aluminium tersebut.

Selang beberapa detik, bahan yang tercampur mereka tuangkan ke gelas kaca. Warna adonan tersebut terlihat cantik. Cokelat muda. ”Ini adalah campuran es krim, vanila, dan es batu,” ujar Diana kepada Jawa Pos pada Senin (15/5).
Mereka kembali bereksperimen. Bubuk moka, kopi, dan 90 ml air diaduk dengan menggunakan shaker. Berbeda dengan campuran pertama, adonan kedua berwarna cokelat tua. Kemudian, dua adonan tersebut dicampur perlahan. ”Ini sudah jadi,” ucapnya sambil menyodorkan comova smooth.

Minuman yang mereka buat dari eksperimen seminggu itu memiliki cita rasa yang unik. Rasanya mirip kopi, tapi tidak terlalu kuat. Ya, resep tersebut memang sengaja mereka buat untuk penikmat kopi. Terutama bagi kalangan yang ingin mencari sensasi baru dalam menyeruputnya.

Bukan hanya comova smooth, dalam praktik membuat minuman itu, ada sembilan resep lain yang tidak kalah nikmat. Di antaranya, blue punch dan es muda. ”Semua jenis minuman tersebut dibuat untuk praktik materi bartender yang mereka pelajari sejak awal semester genap,” terang Koordinator Ekstrakurikuler Perhotelan Dwi Krisbianto.

Praktik membuat minuman menjadi salah satu materi yang harus dikuasai siswa dalam ekstrakurikuler wajib perhotelan. Setiap siswa ditargetkan mampu menciptakan sepuluh minuman. Meski terlihat sederhana, praktik membuat minuman tersebut tidaklah gampang. Sebab, dalam penyajiannya, setiap siswa harus memiliki konsep yang matang. Di antaranya, mempertimbangkan cita rasa, tampilan, dan kebersihan.

Untuk cita rasa, setiap siswa wajib menciptakan minuman sesuai dengan konsep dan nama minuman. Hal itu sangat penting agar penikmat yang ingin meminum tidak merasa tertipu saat mencoba. Misalnya, saat membuat jus kombinasi buah. Setiap pembuat harus betul-betul menyajikan dua rasa tersebut. ”Jadi, tidak membuat minuman berasa dominan satu buah,” jelasnya.

Selain rasa, tampilan dan kebersihan turut menjadi penilaian dalam praktik resep minuman alternatif itu. Sebab, dua poin tersebut sangat penting dalam menarik minat orang untuk mencoba resep buatan siswa. Kris, sapaan akrab Dwi Krisbianto, menetapkan standar yang cukup tinggi. Sebab, dia ingin siswa memiliki kemampuan yang profesional. Setara dengan kemampuan bartender yang bekerja di hotel maupun bar kenamaan.

Meski berlabel ekstrakurikuler, hal itu tidak boleh dipandang remeh. Pelatihan keterampilan kecakapan pelayanan perhotelan tersebut berlangsung penuh totalitas. Siswa diajari step-by-step kecakapan bartender. Mulai teknik dasar hingga menengah. Juga, mulai asal campur hingga membuat racikan terukur.

Selain keterampilan meracik minuman, dalam ekstrakurikuler perhotelan itu, diajarkan keterampilan pelayanan jasa lain. Di antaranya, F&B service, F&B product, housekeeping, dan keterampilan membuat produk. Semua diajarkan secara bertahap selama setahun. (elo/c16/nda).
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.