Tidak Bedakan Hasil UNBK dan UNKP

Seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK akan memakai nilai ujian nasional (unas). Mekanismenya, Dinas Pendidikan Jawa Timur tidak menggunakan passing grade di tingkat provinsi. Melainkan passing grade di setiap daerah. Selain itu, hasil ujian nasional berbasis komputer (UNBK) serta ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) tidak dibedakan.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mengungkapkan, masih adanya sekolah yang menerapkan UNKP sebenarnya menjadi pemacu kinerja. Terutama bagi jajarannya agar tahun depan makin banyak sekolah yang menerapkan UNBK.

Banyak kalangan yang menilai tingkat kejujuran atau integritas UNBK lebih tinggi. Soal UNBK memiliki banyak varian dan diacak pada setiap komputer. Hal itu dianggap bisa menekan tingkat menyontek di kalangan siswa. Kebocoran soal pun dapat diminimalkan. Sebab, soal-soal langsung ditampilkan di komputer yang aksesnya menggunakan PIN dari pusat.

Berbeda dengan soal ujian nasional berbasis kertas dan pensil. Potensi kecurangan dinilai lebih besar. Tingkat integritas untuk soal UNKP dianggap belum seperti UNBK. Meski begitu, semua pihak yang menyelenggarakan UNKP tak lantas dianggap tidak jujur atau curang. ’’UNKP dengan standar pengawasan yang baik juga bisa jujur,’’ ungkapnya.

Karena itu, jelas dia, tidak etis jika lantas membandingkan UNBK dengan UNKP. Termasuk dalam proses seleksi PPDB. Lantas, apakah UNBK dan UNKP bakal disamakan dalam proses seleksi PPDB? ’’Arahnya akan ke sana,’’ terangnya.

Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Prof Akhmad Muzakki menuturkan, perlu ada perubahan mindset yang menyebut UNKP pasti tidak jujur. Sebab, peserta UNKP juga bisa jujur. Karena itu, Muzakki mengajak untuk memberikan ruang kepercayaan kepada siswa yang telah menjalani ujian, baik UNBK maupun UNKP. ’’Caranya adalah diperlakukan sama,’’ tuturnya.

Jika UNKP dan UNBK dibedakan, jelas dia, secara tidak langsung telah terjadi justifikasi bahwa peserta UNKP pasti tidak jujur. Karena itu, ada baiknya jika dalam seleksi PPDB tidak ada pembedaan.

Hal senada disampaikan anggota Dewan Pendidikan Surabaya Murpin Joshua Sembiring. Menurut dia, sekolah belum UNBK bukan karena kehendak pribadi. Melainkan karena keterbatasan sarana-prasarana komputer. Karena itu, tidak fair jika ada diskriminasi antara hasil UNBK dan UNKP.

Bahkan, Murpin menilai kejujuran yang dihasilkan dalam UNBK termasuk kejujuran yang robotik atau terpaksa. Sebab, setiap komputer berbeda soal. Berbeda jika semua komputer menyajikan soal yang sama. ’’Ada peluang nyontek, tapi tidak nyontek. Itu baru kejujuran hakiki,’’ katanya.

Sementara itu, PPDB SMA/SMK segera dimulai. Pengambilan PIN dilaksanakan pada 5–22 Juni mendatang di SMA/SMK negeri atau di cabang dinas terdekat. Uji coba sistem dilakukan pada tanggal yang sama. Para siswa yang bakal mendaftar ke SMA/SMK negeri diharapkan memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya. Yakni, melakukan uji coba atau simulasi pendaftaran di laman http://ppdbjatim.net/.

Secara resmi, pendaftaran jalur umum akan dibuka secara online pada 3–6 Juli. Selanjutnya, para siswa yang lolos seleksi pendaftaran bisa mendaftar ulang pada 7–8 Juli di sekolah masing-masing.

Ada pula tahap pendaftaran yang dilakukan bulan ini. Terutama pendaftaran jalur offline. Yaitu, jalur prestasi, mitra warga, bidikmisi, dan inklusi. Pendaftaran bakal dilakukan pada 12–14 Juni di sekolah. (puj/c14/nda)
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.