Prof Tavio, Bangunan Lama Perlu Evaluasi Ulang

Meski tidak pernah diterjang gempa dengan kekuatan besar, Surabaya rupanya tetap memiliki potensi itu. Berdasar SNI 2012, potensi gempa di Surabaya mengalami kenaikan, bahkan berpeluang masuk kategori D.

”Ada enam kategori gempa. A dan B itu rendah, C menengah, dan D sampai F berarti tinggi,” ujar Prof Tavio. Karena itu, Surabaya wajib membuat desain bangunan tahan gempa. Terutama di wilayah yang kondisi tanahnya lunak.

Tavio menyatakan, tentu tidak ada yang mengharapkan Surabaya terserang gempa. Namun, ahli geologi telah menyatakan demikian. Dengan demikian, masyarakat perlu mempersiapkan langkah antisipasi.

Indonesia termasuk dalam ring of fire. Setiap tahun selalu terjadi gempa. Surabaya yang belum mengalami bukan berarti tidak pernah. Karena itu, dia mengimbau pemerintah kota untuk memperhitungkan bangunan yang tahan terhadap goncangan besar.

Pengembang yang ingin mendirikan bangunan harus mengacu pada SNI 2012. Yakni, memperhitungkan kriteria desain seismik (KDS) yang telah ditentukan. Namun, di sini muncul kepanikan terhadap nasib bangunan lama. Tavio menyarankan untuk melakukan evaluasi ulang bagi bangunan yang telah berdiri sebelum SNI 2012 keluar. ”Jika memang ada kekurangan, berarti perlu upgrade,” ungkap pria kelahiran 27 Maret 1970 itu.

Evaluasi khususnya berlaku bagi bangunan umum. Antara lain mal, apartemen, pasar, dan tempat-tempat yang berpotensi ramai pengunjung. Jika sewaktu-waktu terjadi goncangan, orang-orang cukup berlindung di dalamnya. (ant/c20/nda)
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.