Jangan Termakan Mitos tentang Puasa
Banyak mitos terkait dengan puasa yang berkembang di masyarakat. Misalnya, makan nasi goreng saat sahur bikin perut panas. Atau, makan buah yang banyak bisa mencegah bau mulut. Benar atau salah?
PADA bulan suci Ramadan banyak trik yang diterapkan agar tubuh kuat dan fit beraktivitas selama 13–14 jam tanpa makan dan minum. Mulai mengatur menu sahur dan buka, mengurangi aktivitas di luar ruangan, hingga mengonsumsi makanan dan suplemen yang dipercaya bisa membuat badan tetap segar.
Padahal, secara umum tidak ada perbedaan pola makan ketika Ramadan dan hari biasa. ’’Selama tidak sedang menderita penyakit dan kondisi tubuh sehat, tidak ada pantangan tertentu. Hanya berbeda jadwal makannya,’’ ujar dr Budi Widodo SpPD. Internis Siloam Hospital Surabaya itu menyatakan, yang terpenting, tubuh mendapat asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
Konsumsi suplemen tidak ada masalah, tetapi tetap harus hati-hati. Bahkan, jika tidak awas membaca kegunaan suplemen, kita sendiri yang bakal repot selama puasa. ’’Misal, ada suplemen yang juga berfungsi meningkatkan nafsu makan. Kalau dikonsumsi waktu sahur kan bisa makin lapar saat puasa,’’ ucap Budi.
Hal tersebut juga ditekankan ahli gizi RS Husada Utama Surabaya Titik Jayanti AMdGz. Selama makanan yang dikonsumsi mengandung karbohidrat, protein, serat, dan zat gizi lainnya serta cukup minum, kita siap menjalani puasa. ’’Kalau unsur gizi terpenuhi, sebenarnya suplemen atau doping tidak terlalu perlu,’’ tegasnya.
Ahli gizi yang berpraktik sejak 2009 itu menjelaskan, bila ingin mengonsumsi suplemen, sebaiknya pilih yang alami dan berasal dari makanan. Misalnya, madu atau susu. Menurut Titik, efek sampingnya lebih minim ketimbang suplemen berupa obat.
’’Selain lebih bagus untuk ginjal, penyerapannya baik. Umpama tidak diperlukan tubuh, zat dari suplemen alami akan dibuang lewat urine, keringat, dan feses,’’ jelasnya. Nah, berikut beberapa mitos dan fakta yang sering kita dengar selama berpuasa. Apakah ada yang kita percaya selama bertahun-tahun? Hmmm... (fam/c15/na)
SUMBER :jawapos.com
PADA bulan suci Ramadan banyak trik yang diterapkan agar tubuh kuat dan fit beraktivitas selama 13–14 jam tanpa makan dan minum. Mulai mengatur menu sahur dan buka, mengurangi aktivitas di luar ruangan, hingga mengonsumsi makanan dan suplemen yang dipercaya bisa membuat badan tetap segar.
Padahal, secara umum tidak ada perbedaan pola makan ketika Ramadan dan hari biasa. ’’Selama tidak sedang menderita penyakit dan kondisi tubuh sehat, tidak ada pantangan tertentu. Hanya berbeda jadwal makannya,’’ ujar dr Budi Widodo SpPD. Internis Siloam Hospital Surabaya itu menyatakan, yang terpenting, tubuh mendapat asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
Konsumsi suplemen tidak ada masalah, tetapi tetap harus hati-hati. Bahkan, jika tidak awas membaca kegunaan suplemen, kita sendiri yang bakal repot selama puasa. ’’Misal, ada suplemen yang juga berfungsi meningkatkan nafsu makan. Kalau dikonsumsi waktu sahur kan bisa makin lapar saat puasa,’’ ucap Budi.
Hal tersebut juga ditekankan ahli gizi RS Husada Utama Surabaya Titik Jayanti AMdGz. Selama makanan yang dikonsumsi mengandung karbohidrat, protein, serat, dan zat gizi lainnya serta cukup minum, kita siap menjalani puasa. ’’Kalau unsur gizi terpenuhi, sebenarnya suplemen atau doping tidak terlalu perlu,’’ tegasnya.
Ahli gizi yang berpraktik sejak 2009 itu menjelaskan, bila ingin mengonsumsi suplemen, sebaiknya pilih yang alami dan berasal dari makanan. Misalnya, madu atau susu. Menurut Titik, efek sampingnya lebih minim ketimbang suplemen berupa obat.
’’Selain lebih bagus untuk ginjal, penyerapannya baik. Umpama tidak diperlukan tubuh, zat dari suplemen alami akan dibuang lewat urine, keringat, dan feses,’’ jelasnya. Nah, berikut beberapa mitos dan fakta yang sering kita dengar selama berpuasa. Apakah ada yang kita percaya selama bertahun-tahun? Hmmm... (fam/c15/na)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: