Kuota Mitra Warga SMP Terbatas 5 Persen
Proses verifikasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang SMP jalur mitra warga dimulai Senin (5/6). Verifikasi dilakukan sekolah dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah peserta jalur siswa miskin di Kota Surabaya.
Kepala SMPN 21 Chamim Rosyidi Irsyad mengungkapkan, tim khusus dibentuk untuk mengunjungi rumah siswa pendaftar jalur mitra warga tersebut. Tim yang terdiri atas para guru itu akan menyeleksi siswa yang layak lolos dalam jalur mitra warga.
Di SMPN 21, mekanisme seleksi mitra warga dilakukan secara menyeluruh. Saat kunjungan ke rumah misalnya. Tidak hanya mengecek kondisi rumah, tim akan mengkroscek informasi kondisi ekonomi keluarga yang bersangkutan melalui wawancara para tetangga dan pihak kelurahan.
Setelah data tersebut dikumpulkan, sekolah akan melakukan wawancara khusus dengan orang tua. Terutama kondisi keuangan yang dimiliki keluarga setiap bulan. ”Kami akan tanyakan secara rinci,” tuturnya.
Sekolah melakukan kroscek secara detail lantaran ada beberapa keluarga yang secara ekonomi sebenarnya dalam kondisi berkecukupan. Dengan kondisi tersebut, mereka tidak layak mendaftarkan putra putrinya pada jalur mitra warga.
Bukan hanya itu. Kegiatan secara terperinci tersebut bertujuan seluruh siswa yang lolos dalam jalur mitra warga tepat sasaran. Sebab, jumlah pendaftar jalur itu cukup banyak. Di SMPN 21 saat ini telah ada 49 pendaftar jalur mitra warga. Padahal, kuota yang tersedia pada jalur tersebut hanya 22 siswa. ”Kami hanya mengambil 5 persen dari jalur mitra warga,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Waka SMPN 10 Sarwiyanto menerangkan, di sekolahnya proses verifikasi baru dilaksanakan pada 11 Juni. Keputusan tersebut diambil untuk menunggu nilai ujian nasional (unas) SD diumumkan.
Unas menjadi pertimbangan penting dalam seleksi jalur mitra warga di SMPN 10. Siswa mitra warga akan di-ranking secara khusus. Pemeringkatan tersebut akan menentukan siswa yang akan menjalani proses verifikasi. Bentuknya, kunjungan ke rumah orang tua siswa.
Di SMPN 10, saat ini ada sekitar 77 siswa yang mendaftar jalur mitra warga. Padahal, kuota mitra warga hanya 17 anak. ”Biasanya 17 siswa ranking teratas saja yang kami survei,” katanya. Jika ada siswa yang tidak memenuhi kriteria, secara otomatis sekolah akan mengambil siswa yang berada di bawah ranking 17.
Sarwiyanto menjelaskan, jumlah pendaftar PPDB jalur mitra warga tahun ini relatif kecil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu peserta membeludak hingga 150 orang. ”Persaingan jalur ini memang cukup ketat,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sudarminto menyatakan, mekanisme seleksi PPDB jalur mitra warga memang diberikan oleh sekolah. Dispendik hanya memberikan peringkat nilai kepada sekolah sebagai pertimbangan untuk menentukan siswa mana yang lolos jalur tersebut.
Siswa yang telah memiliki surat keterangan tidak mampu (SKTM) dan ber-KK Surabaya bisa langsung daftar. ”Verifikasi dilakukan sekolah, dispendik tinggal menunggu hasilnya,” jelasnya.
Terkait kuota, Sudarminto menyatakan, sesuai peraturan PPDB Surabaya 2017, setiap sekolah wajib menerima sekurang-kurangnya 5 persen siswa dari jalur mitra warga. ”Kalau sekurang-kurangnya berarti berlaku syarat minimal. Artinya, kuota tersebut tentu bisa bertambah,” ungkapnya.
Penambahan kuota itu biasanya memang dilakukan dispendik. Skemanya menunggu laporan dan menentukan data siswa kurang mampu di wilayah Surabaya. Jika masih ada siswa kurang mampu tidak tertampung, dispendik akan mendaftarkan siswa tersebut ke sekolah terdekat dengan rumah. Untuk satu sekolah, kuotanya bisa mencapai 8–9 persen. ”Intinya, jangan sampai ada siswa kurang mampu yang tidak bersekolah,” tuturnya.
Siswa penerima jalur mitra warga akan mendapatkan fasilitas lebih dari siswa yang diterima pada jalur lain. Salah satunya, siswa mitra warga mendapat bantuan berupa peralatan sekolah. Mulai seragam, sepatu, hingga tas. ”Total ada 14 item yang diberikan khusus untuk mitra warga,” jelasnya. (elo/c10/nda)
SUMBER :jawapos.com
Kepala SMPN 21 Chamim Rosyidi Irsyad mengungkapkan, tim khusus dibentuk untuk mengunjungi rumah siswa pendaftar jalur mitra warga tersebut. Tim yang terdiri atas para guru itu akan menyeleksi siswa yang layak lolos dalam jalur mitra warga.
Di SMPN 21, mekanisme seleksi mitra warga dilakukan secara menyeluruh. Saat kunjungan ke rumah misalnya. Tidak hanya mengecek kondisi rumah, tim akan mengkroscek informasi kondisi ekonomi keluarga yang bersangkutan melalui wawancara para tetangga dan pihak kelurahan.
Setelah data tersebut dikumpulkan, sekolah akan melakukan wawancara khusus dengan orang tua. Terutama kondisi keuangan yang dimiliki keluarga setiap bulan. ”Kami akan tanyakan secara rinci,” tuturnya.
Sekolah melakukan kroscek secara detail lantaran ada beberapa keluarga yang secara ekonomi sebenarnya dalam kondisi berkecukupan. Dengan kondisi tersebut, mereka tidak layak mendaftarkan putra putrinya pada jalur mitra warga.
Bukan hanya itu. Kegiatan secara terperinci tersebut bertujuan seluruh siswa yang lolos dalam jalur mitra warga tepat sasaran. Sebab, jumlah pendaftar jalur itu cukup banyak. Di SMPN 21 saat ini telah ada 49 pendaftar jalur mitra warga. Padahal, kuota yang tersedia pada jalur tersebut hanya 22 siswa. ”Kami hanya mengambil 5 persen dari jalur mitra warga,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Waka SMPN 10 Sarwiyanto menerangkan, di sekolahnya proses verifikasi baru dilaksanakan pada 11 Juni. Keputusan tersebut diambil untuk menunggu nilai ujian nasional (unas) SD diumumkan.
Unas menjadi pertimbangan penting dalam seleksi jalur mitra warga di SMPN 10. Siswa mitra warga akan di-ranking secara khusus. Pemeringkatan tersebut akan menentukan siswa yang akan menjalani proses verifikasi. Bentuknya, kunjungan ke rumah orang tua siswa.
Di SMPN 10, saat ini ada sekitar 77 siswa yang mendaftar jalur mitra warga. Padahal, kuota mitra warga hanya 17 anak. ”Biasanya 17 siswa ranking teratas saja yang kami survei,” katanya. Jika ada siswa yang tidak memenuhi kriteria, secara otomatis sekolah akan mengambil siswa yang berada di bawah ranking 17.
Sarwiyanto menjelaskan, jumlah pendaftar PPDB jalur mitra warga tahun ini relatif kecil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu peserta membeludak hingga 150 orang. ”Persaingan jalur ini memang cukup ketat,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sudarminto menyatakan, mekanisme seleksi PPDB jalur mitra warga memang diberikan oleh sekolah. Dispendik hanya memberikan peringkat nilai kepada sekolah sebagai pertimbangan untuk menentukan siswa mana yang lolos jalur tersebut.
Siswa yang telah memiliki surat keterangan tidak mampu (SKTM) dan ber-KK Surabaya bisa langsung daftar. ”Verifikasi dilakukan sekolah, dispendik tinggal menunggu hasilnya,” jelasnya.
Terkait kuota, Sudarminto menyatakan, sesuai peraturan PPDB Surabaya 2017, setiap sekolah wajib menerima sekurang-kurangnya 5 persen siswa dari jalur mitra warga. ”Kalau sekurang-kurangnya berarti berlaku syarat minimal. Artinya, kuota tersebut tentu bisa bertambah,” ungkapnya.
Penambahan kuota itu biasanya memang dilakukan dispendik. Skemanya menunggu laporan dan menentukan data siswa kurang mampu di wilayah Surabaya. Jika masih ada siswa kurang mampu tidak tertampung, dispendik akan mendaftarkan siswa tersebut ke sekolah terdekat dengan rumah. Untuk satu sekolah, kuotanya bisa mencapai 8–9 persen. ”Intinya, jangan sampai ada siswa kurang mampu yang tidak bersekolah,” tuturnya.
Siswa penerima jalur mitra warga akan mendapatkan fasilitas lebih dari siswa yang diterima pada jalur lain. Salah satunya, siswa mitra warga mendapat bantuan berupa peralatan sekolah. Mulai seragam, sepatu, hingga tas. ”Total ada 14 item yang diberikan khusus untuk mitra warga,” jelasnya. (elo/c10/nda)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: