Waspada Pancaroba, Potensi Dermatitis Serang Ribuan Orang
Dermatitis patut diwaspadai. Penyakit yang menyerang kulit itu semakin sering ditemukan. Jumlah kasusnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, penderita dermatitis mencapai 1.247 orang. Padahal, pada 2015, hanya ditemukan 349 penderita. Kondisi itu dilatarbelakangi ketidaktahuan akan tanda-tanda dermatitis. Jadi, kerap terjadi salah penanganan. ”Mirip herpes,” jelas Wulan Cahyaning, penderita dermatitis asal Kebomas.
Dia mengaku sempat memberikan salep pada kulitnya yang mengalami infeksi. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh. Infeksinya justru semakin parah. ”Dikira gatal biasa. Akhirnya periksa ke dokter,” kata perempuan 37 tahun itu.
Dokter spesialis kulit RSUD Ibnu Sina dr Wind Faidati SpKK menuturkan, jumlah penderita dermatitis meningkat pada musim pancaroba seperti ini. Dalam sehari, bisa sampai lima pasien yang berobat. ”Paling banyak jenis (dermatitis, Red) insect bite,” ungkapnya.
Di Gresik, lanjut Wind, penderita rata-rata mengalami dermatitis akibat gigitan serangga. Namun, tidak tertutup kemungkinan adanya paparan dari medium lain. Misalnya, bulu maupun kotoran serangga.
Wind menyebutkan, penderita dermatitis akan mengalami gejala awal seperti ruam merah pada kulit hingga rasa gatal cukup parah. Kulit bisa terlihat kering hingga bersisik. ”Semakin digaruk, (penyakit, Red) semakin parah. Infeksinya bisa meluas,” ucapnya.
Selama ini, banyak pasien yang tidak bisa membedakan dermatitis dan herpes. Tanda-tanda awalnya mirip. Namun, penanganannya berbeda. ”Herpes disebabkan virus. Obatnya ya antivirus. Kalau dermatitis karena infeksi,” ujar Wind.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengungkapkan, banyak pasien yang mengoleskan salep herpes ke luka yang timbul karena dermatitis. Padahal, fungsi salepnya berbeda. Iritasi yang dialami jadi semakin parah.
Untuk menentukan diagnosis, lanjut dia, pasien harus menjalani wawancara medis. Tujuannya, mengetahui riwayat pasien. Apakah pasien pernah melakukan kontak dengan suatu jenis insekta atau tidak. ”Kadang tidak ada yang mengerti. Bisa jadi diserang ketika sedang tidur,” tuturnya.
Wind menyarankan masyarakat selalu menjaga kebersihan kulit agar terhindar dari dermatitis. Dengan begitu, risiko terserang penyakit kulit bisa diminimalkan, bukan hanya dermatitis. ”Termasuk penyakit kulit lain,” jelas dokter yang juga merupakan konsultan kecantikan itu. (adi/c23/roz/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Dia mengaku sempat memberikan salep pada kulitnya yang mengalami infeksi. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh. Infeksinya justru semakin parah. ”Dikira gatal biasa. Akhirnya periksa ke dokter,” kata perempuan 37 tahun itu.
Dokter spesialis kulit RSUD Ibnu Sina dr Wind Faidati SpKK menuturkan, jumlah penderita dermatitis meningkat pada musim pancaroba seperti ini. Dalam sehari, bisa sampai lima pasien yang berobat. ”Paling banyak jenis (dermatitis, Red) insect bite,” ungkapnya.
Di Gresik, lanjut Wind, penderita rata-rata mengalami dermatitis akibat gigitan serangga. Namun, tidak tertutup kemungkinan adanya paparan dari medium lain. Misalnya, bulu maupun kotoran serangga.
Wind menyebutkan, penderita dermatitis akan mengalami gejala awal seperti ruam merah pada kulit hingga rasa gatal cukup parah. Kulit bisa terlihat kering hingga bersisik. ”Semakin digaruk, (penyakit, Red) semakin parah. Infeksinya bisa meluas,” ucapnya.
Selama ini, banyak pasien yang tidak bisa membedakan dermatitis dan herpes. Tanda-tanda awalnya mirip. Namun, penanganannya berbeda. ”Herpes disebabkan virus. Obatnya ya antivirus. Kalau dermatitis karena infeksi,” ujar Wind.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengungkapkan, banyak pasien yang mengoleskan salep herpes ke luka yang timbul karena dermatitis. Padahal, fungsi salepnya berbeda. Iritasi yang dialami jadi semakin parah.
Untuk menentukan diagnosis, lanjut dia, pasien harus menjalani wawancara medis. Tujuannya, mengetahui riwayat pasien. Apakah pasien pernah melakukan kontak dengan suatu jenis insekta atau tidak. ”Kadang tidak ada yang mengerti. Bisa jadi diserang ketika sedang tidur,” tuturnya.
Wind menyarankan masyarakat selalu menjaga kebersihan kulit agar terhindar dari dermatitis. Dengan begitu, risiko terserang penyakit kulit bisa diminimalkan, bukan hanya dermatitis. ”Termasuk penyakit kulit lain,” jelas dokter yang juga merupakan konsultan kecantikan itu. (adi/c23/roz/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: