Nilai Rata-rata UN SMA/MA Turun Secara Nasional

Kemendikbud menganggap menurunnya nilai rata-rata Unas SMA/MA tahun ini tidak bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan Unas.

Mendikbud Muhadjir Effendi menyatakan bahwa menjadikan nilai agregat sebagai tolak ukur kesuksesan Unas bisa menimbulkan misleading (sesat). “Itu (hasil rata-rata,Red) tidak bisa jadi dasar keputusan,” katanya.

Muhadjir juga menolak bahwa penurunan juga disebabkan karena Unas sendiri sudah tidak lagi menjadi ukuran kelulusan. Dia sudah memerintahkan pada sekolah-sekolah agar melampirkan nilai ujian di lembar ijazah mereka. “Jadi tidak ada alasan tidak serius mengerjakan Unas,” ujarnya.

Selain itu, Unas juga dimaksudkan untuk menghapus favoritisme pelajaran. Sehingga dengan sistem Unas saat ini. Siswa akan serius mempelajari semua mapel. Tidak hanya yang diujikan secara nasional.

Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Nizam, turunnya rata-rata nilai unas SMA tahun 2017 disebabkan semakin banyak sekolah yang beralih dari metode Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) menjadi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). “Karena semakin banyak sekolah yang bergabung, nilai rata-rata juga ikut turun,” katanya.

Dalam catatan Kemendikbud. Tahun ini dari total 921 ribu sekolah peserta UNBK di tahun 2016, meningkat menjadi 3.782 sekolah pada tahun 2017 ini. Sementara sekolah yang menggunakan UNKP masih turun dari 6 juta sekolah dari tahun 2016 menjadi 3 juta sekolah pada tahun 2017. “Jadi ada peningkatan 460 persen,” kata Nizam. 

Nizam menyebut bahwa di daerah-daerah masih banyak siswa maupun sekolah yang meraih nilai tinggi dalam pelaksanaan UNBK.
Sekolah yang mengalami penurunan pencapaian, kata Nizam adalah mereka yang sebelumnya diketahui memiliki Indeks Integritas Unas (IIUN) yang rendah. “Sementara yang IIUN nya tinggi kemarin saat ini mengalami kenaikan,” katanya.

Selain Sekolah, Madrasah juga mengalami penurunan nilai rata-rata signifikan. Menurut data, di sekolah negeri maupun swasta, yang melaksanakan UNBK maupun UNKP, nilai capaian madrasah se Indonesia berada di angka 4.

Dirjen Pendidikan Agama Islam (PAI), Kamaluddin Amin mengaku belum menerima data resmi hasil Unas madrasah dari Kemendikbud. Hari ini, pihak Kemenag masih dalam proses meminta data resmi hasil Unas madrasah ke Kemendikbud. Barulah setelah itu, Ditjen PAI bisa mengambil sikap. “Akan kami evaluasi secara menyeluruh dulu,” katanya. (tau/JPK)
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.