Fakta Seputar Autis
Banyak mitos yang beredar seputar kondisi autis pada seorang anak. Tentunya kita tidak boleh percaya bila hal itu bukan dari sumber yang kredibel. Psikiater RSUD dr Soetomo dr Azimatul Karimah SpKJ mengatakan, terdapat hipotesa yang mengatakan bahwa autis adalah manifestasi dari alergi.
Jadi seorang anak yang mengalami alergi tertentu misalnya susu sapi akan mengalami gangguan perilaku. Hal itu tidak akan berlanjut bila konsumsi susu sapi diganti dengan susu soya. Dan ada lagi sebuah penelitian yang mengatakan bahwa anak autis merupakan hasil dari proses keracunan logam berat.
Jadi, janin atau bayi dalam masa pertumbuhannya bila banyak terpapar dengan asap kendaraan bermotor yang mengandung timbal, dan mengkonsumsi ikan laut yang sudah tercemar limbah seperti mercuri, berisiko mempunyai gangguan perilaku.
Hal itu dibuktikan dengan angka kejadian anak autis yang lebih tinggi di daerah industri atau dekat dengan jalan raya. ’’Bisa jadi paparan polusi kan bertambah banyak,’’ cetus dokter yang juga berdinas di RSUD dr Soetomo tersebut.
Nah, untuk menentukan pengobatan yang tepat, anak penyandang autis harus menjalani serangkaian pemeriksaan. Misalnya ditest kadar logam berat melalui rambut dan fesesnya. Bila tidak ada yang salah dengan kadar tersebut. Mereka bisa ditest alergi. Seperti mencoba menghentikan konsumsi susu sapi. Bila setelah dihentikan perilaku berubah menjadi lebih baik, maka intervensi atau terapi yang dilakukan lebih pada menjauhkan susu sapi sebagai allergen pada anak.(ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Jadi seorang anak yang mengalami alergi tertentu misalnya susu sapi akan mengalami gangguan perilaku. Hal itu tidak akan berlanjut bila konsumsi susu sapi diganti dengan susu soya. Dan ada lagi sebuah penelitian yang mengatakan bahwa anak autis merupakan hasil dari proses keracunan logam berat.
Jadi, janin atau bayi dalam masa pertumbuhannya bila banyak terpapar dengan asap kendaraan bermotor yang mengandung timbal, dan mengkonsumsi ikan laut yang sudah tercemar limbah seperti mercuri, berisiko mempunyai gangguan perilaku.
Hal itu dibuktikan dengan angka kejadian anak autis yang lebih tinggi di daerah industri atau dekat dengan jalan raya. ’’Bisa jadi paparan polusi kan bertambah banyak,’’ cetus dokter yang juga berdinas di RSUD dr Soetomo tersebut.
Nah, untuk menentukan pengobatan yang tepat, anak penyandang autis harus menjalani serangkaian pemeriksaan. Misalnya ditest kadar logam berat melalui rambut dan fesesnya. Bila tidak ada yang salah dengan kadar tersebut. Mereka bisa ditest alergi. Seperti mencoba menghentikan konsumsi susu sapi. Bila setelah dihentikan perilaku berubah menjadi lebih baik, maka intervensi atau terapi yang dilakukan lebih pada menjauhkan susu sapi sebagai allergen pada anak.(ina/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: