Awas! Hipertensi Pembunuh Diam-Diam
Setiap 17 Mei masyarakat dunia memeringati Hari Hipertensi Dunia. Untuk mengingatkan masyarakat bahayanya hipertensi, Kementerian Kesehatan bersama Yayasan Jantung Indonesia dan sejumlah rumah sakit menggagas kampanye global bersama. Tujuannya untuk mengajak masyarakat mewaspadai tekanan darah.
Ketua Yayasan Jantung Indonesia Syahlina Zuhal menjelaskan masyarakat harus mewaspadai gejala tekanan darah tinggi. Karena penyakit kardiovaskular bisa menyerang siapa saja dan kapan saja secara tiba-tiba.
"Harus selalu menjaga tekanan darahnya, tak bisa diduga. Hipertensi itu silent killer. Pembunuh diam-diam," tegasnya kepada JawaPos.com, usai acara peringatan Hari Hipertensi Sedunia bersama Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Minggu (14/5).
Syahlina menambahkan saat ini penyakit kardiovaskular baik hipertensi dan penyakit jantung koroner sudah bergeser ke usia muda. Hal itu karena gaya hidup yang tidak sehat.
"Hipertensi itu faktor risiko pemicu penyakit jantung koroner. Banyak usia muda dari catatan kami dari mulai 30 tahunan saat ini," ungkapnya.
Syahlina mencontohkan anggotanya di Yayasan Jantung Indonesia bahkan terserang penyakit stroke. Padahal kampanye waspada penyakit ini terus dilakukan. Hal itu karena masyarakat umumnya tidak menyadari tekanan darahnya sudah tinggi.
"Harus teratur periksa tekanan darah kita. Humas kami itu padahal orangnya aktif, cantik, gaya, usianya 50 tahun terkena stroke. Tapi semangat sembuhnya jauh lebih besar dan kini mencoba pulih. Kami berpesan jagalah pola hidup yang sehat mulai sekarang," jelas Syahlina. (cr1/JPG)
Ketua Yayasan Jantung Indonesia Syahlina Zuhal menjelaskan masyarakat harus mewaspadai gejala tekanan darah tinggi. Karena penyakit kardiovaskular bisa menyerang siapa saja dan kapan saja secara tiba-tiba.
"Harus selalu menjaga tekanan darahnya, tak bisa diduga. Hipertensi itu silent killer. Pembunuh diam-diam," tegasnya kepada JawaPos.com, usai acara peringatan Hari Hipertensi Sedunia bersama Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Minggu (14/5).
Syahlina menambahkan saat ini penyakit kardiovaskular baik hipertensi dan penyakit jantung koroner sudah bergeser ke usia muda. Hal itu karena gaya hidup yang tidak sehat.
"Hipertensi itu faktor risiko pemicu penyakit jantung koroner. Banyak usia muda dari catatan kami dari mulai 30 tahunan saat ini," ungkapnya.
Syahlina mencontohkan anggotanya di Yayasan Jantung Indonesia bahkan terserang penyakit stroke. Padahal kampanye waspada penyakit ini terus dilakukan. Hal itu karena masyarakat umumnya tidak menyadari tekanan darahnya sudah tinggi.
"Harus teratur periksa tekanan darah kita. Humas kami itu padahal orangnya aktif, cantik, gaya, usianya 50 tahun terkena stroke. Tapi semangat sembuhnya jauh lebih besar dan kini mencoba pulih. Kami berpesan jagalah pola hidup yang sehat mulai sekarang," jelas Syahlina. (cr1/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: