Solusi Mendidik Anak Bila Kedua Orang tua Bekerja
Menitipkan anak menjadi solusi bila kedua orang tua sama-sama bekerja. Pakar psikologi perkembangan Universitas Airlangga Primatia Yogi Wulandari mengatakan, dalam melakukan kontrol harus dibedakan melalui siapa yang menjadi pihak ketiga, dari kalangan keluarga atau professional.
Sebab masing-masing mempunyai tantangan sendiri-sendiri. Contohnya, bila pihak ketiga adalah keluarga, sebaiknya orang tua melakukan kontrol dengan lebih halus. Apalagi, bila mereka adalah orang tua kita atau nenek dan kakek dari anak-anak kita.
Sebab mereka mempunyai ’’cara ’’ sendiri dalam mendidik anak. ’’Mereka sudah pernah membesarkan anak pada zamannya,’’ ucap perempuan yang akrab disapa Mima tersebut.
Kita juga tidak boleh saklek dalam mendidik anak. Supaya bisa dikombinasikan dengan cara orang tua kita dalam mendidik cucunya. Kedua, kita harus sering mengkomunikasikan secara langsung mengenai cara mendidik yang kita inginkan.
’’Sebagai anak, kita harus tetap merendah, menyampaikannya dengan cara yang merendah,’’ ujar Mima yang menempuh magister psikologi perkembangan di Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Berbeda bila yang menjaga anak kita adalah Asisten Rumah Tangga (ART) atau babysitter. Mereka bisa dibilang kalangan professional. Karena kita membayarnya secara periodik. ’’Jadi yang kita lakukan adalah instruksi, mereka harus mengerjakanya,’’ terangnya.
Misalnya, kita meminta tolong supaya anak-anak tidur siang pada waktunya, melarang anak untuk berkelahi dengan temannya. Namun, bila ART dan babysitter adalah benar-benar orang baru. Sebaiknya pada 2-3 bulan pertama, kita meminta bantuan keluarga untuk ikut mengawasi mereka saat kita bekerja.
Hal yang sifatnya antisipatif seperti itu diperlukan dewasa ini. ’’Kalau keluarga tidak ada yang bisa mendampingi sementara, kita bisa taruh rekaman suara atau cctv di rumah,’’ ucapnya.
Bukannya tidak percaya pada ART atau babysitter. Tapi sekali lagi, langkah antisipasi seperti ini diperlukan untuk keamanan anak-anak kita sendiri. Tidak kalah penting, juga menjaga komunikasi dengan anak-anak. Bila memungkinkan juga dengan tetangga.
Dengan begitu, kita bisa menyinkronkan apa yang kita dengar dari ART, anak sendiri, dan juga tetangga. Yang harus diwaspadai, adalah bila anak kita menunjukkan perilaku berbeda dan ketakutan.
Misalnya anak-anak terlihat takut bila kita tinggal, selalu ingin berada di dekat kita. ’’Kalau sudah begitu, kita harus waspada dan sebisa mungkin anak jangan ditinggal,’’ ucapnya. (ina/tia)
SUMBER :jawapos.com
Sebab masing-masing mempunyai tantangan sendiri-sendiri. Contohnya, bila pihak ketiga adalah keluarga, sebaiknya orang tua melakukan kontrol dengan lebih halus. Apalagi, bila mereka adalah orang tua kita atau nenek dan kakek dari anak-anak kita.
Sebab mereka mempunyai ’’cara ’’ sendiri dalam mendidik anak. ’’Mereka sudah pernah membesarkan anak pada zamannya,’’ ucap perempuan yang akrab disapa Mima tersebut.
Kita juga tidak boleh saklek dalam mendidik anak. Supaya bisa dikombinasikan dengan cara orang tua kita dalam mendidik cucunya. Kedua, kita harus sering mengkomunikasikan secara langsung mengenai cara mendidik yang kita inginkan.
’’Sebagai anak, kita harus tetap merendah, menyampaikannya dengan cara yang merendah,’’ ujar Mima yang menempuh magister psikologi perkembangan di Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Berbeda bila yang menjaga anak kita adalah Asisten Rumah Tangga (ART) atau babysitter. Mereka bisa dibilang kalangan professional. Karena kita membayarnya secara periodik. ’’Jadi yang kita lakukan adalah instruksi, mereka harus mengerjakanya,’’ terangnya.
Misalnya, kita meminta tolong supaya anak-anak tidur siang pada waktunya, melarang anak untuk berkelahi dengan temannya. Namun, bila ART dan babysitter adalah benar-benar orang baru. Sebaiknya pada 2-3 bulan pertama, kita meminta bantuan keluarga untuk ikut mengawasi mereka saat kita bekerja.
Hal yang sifatnya antisipatif seperti itu diperlukan dewasa ini. ’’Kalau keluarga tidak ada yang bisa mendampingi sementara, kita bisa taruh rekaman suara atau cctv di rumah,’’ ucapnya.
Bukannya tidak percaya pada ART atau babysitter. Tapi sekali lagi, langkah antisipasi seperti ini diperlukan untuk keamanan anak-anak kita sendiri. Tidak kalah penting, juga menjaga komunikasi dengan anak-anak. Bila memungkinkan juga dengan tetangga.
Dengan begitu, kita bisa menyinkronkan apa yang kita dengar dari ART, anak sendiri, dan juga tetangga. Yang harus diwaspadai, adalah bila anak kita menunjukkan perilaku berbeda dan ketakutan.
Misalnya anak-anak terlihat takut bila kita tinggal, selalu ingin berada di dekat kita. ’’Kalau sudah begitu, kita harus waspada dan sebisa mungkin anak jangan ditinggal,’’ ucapnya. (ina/tia)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: