Rajin Baca Asah Berpikir Kritis
Gabungan beberapa komunitas literasi Surabaya membuat kegiatan Ayo Wani Moco di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Kamis (4/5). Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menangkal aktivitas sumbu pendek yang akhir-akhir ini menjamur di kalangan masyarakat. Termasuk di lingkungan kampus.
Koordinator Barisan Aksi Literasi Rizal Ilham Surur menerangkan, deklarasi Ayo Wani Moco bertujuan untuk meningkatkan minat literasi di kalangan mahasiswa. Saat ini, minat tersebut masih tergolong rendah.
Menurut data dari Central Connecticut State University pada 2016, tingkat literasi di Indonesia berada di urutan ke-60 di antara 61 negara yang terdaftar. Kondisi tersebut bisa berdampak pada pemahaman masyarakat yang cenderung rendah dan tidak kritis.
Tidak hanya itu. Di tingkat mahasiswa saat ini keleluasaan membaca berbagai tema juga tergolong rendah. Banyak mahasiswa yang hanya berfokus pada buku bacaan kuliah sesuai jurusan. Untuk informasi di bidang lain, mereka masih kurang peduli. ”Padahal, variasi bacaan tersebut sangat penting untuk kemajuan cara berpikir,” tegas mahasiswa hubungan internasional itu.
Kurangnya minat baca di masyarakat tersebut diperparah oleh pilihan informasi yang mereka dapatkan. Global Research Institute dan Indonesia Digital Association pada 2015 menyebut, 95 persen masyarakat di Indonesia memilih mencari informasi di media sosial ketimbang media cetak.
Kegemaran membaca media sosial tersebut dibarengi dengan rajinnya masyarakat untuk share berita yang belum tentu kebenarannya. ”Pokoknya, mereka like dan share saja tanpa tahu isinya,” jelasnya.
Pola masyarakat seperti itu dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk memengaruhi opini. Salah satunya melalui penyebaran berita hoax. Melihat perkembangan itu, Barisan Aksi Literasi sepakat untuk mengajak kembali masyarakat, khususnya mahasiswa, membaca buku. Literasi melalui membaca buku dinilai ampuh untuk pola pikir kritis. Juga, memahami informasi lebih dalam. (elo/c6/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Koordinator Barisan Aksi Literasi Rizal Ilham Surur menerangkan, deklarasi Ayo Wani Moco bertujuan untuk meningkatkan minat literasi di kalangan mahasiswa. Saat ini, minat tersebut masih tergolong rendah.
Menurut data dari Central Connecticut State University pada 2016, tingkat literasi di Indonesia berada di urutan ke-60 di antara 61 negara yang terdaftar. Kondisi tersebut bisa berdampak pada pemahaman masyarakat yang cenderung rendah dan tidak kritis.
Tidak hanya itu. Di tingkat mahasiswa saat ini keleluasaan membaca berbagai tema juga tergolong rendah. Banyak mahasiswa yang hanya berfokus pada buku bacaan kuliah sesuai jurusan. Untuk informasi di bidang lain, mereka masih kurang peduli. ”Padahal, variasi bacaan tersebut sangat penting untuk kemajuan cara berpikir,” tegas mahasiswa hubungan internasional itu.
Kurangnya minat baca di masyarakat tersebut diperparah oleh pilihan informasi yang mereka dapatkan. Global Research Institute dan Indonesia Digital Association pada 2015 menyebut, 95 persen masyarakat di Indonesia memilih mencari informasi di media sosial ketimbang media cetak.
Kegemaran membaca media sosial tersebut dibarengi dengan rajinnya masyarakat untuk share berita yang belum tentu kebenarannya. ”Pokoknya, mereka like dan share saja tanpa tahu isinya,” jelasnya.
Pola masyarakat seperti itu dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk memengaruhi opini. Salah satunya melalui penyebaran berita hoax. Melihat perkembangan itu, Barisan Aksi Literasi sepakat untuk mengajak kembali masyarakat, khususnya mahasiswa, membaca buku. Literasi melalui membaca buku dinilai ampuh untuk pola pikir kritis. Juga, memahami informasi lebih dalam. (elo/c6/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: