Ansambel Kasal Konsisten Ciptakan Lagu Bertema Lingkungan
Mari terus kurangi sampah produksi
Demi mewujudkan Kota Surabaya Zero Waste.
Sepuluh siswa SDN Kaliasin 1 Surabaya menyanyikan dengan merdu jingle berjudul Zero Waste tersebut. Iringan alat musik keyboard dan alat tabuh dari galon bekas air kemasan membuat penampilan mereka kian menarik. Mereka tergabung dalam ekstrakurikuler ansambel Kaliasin I (Kasal).
Demi mewujudkan Kota Surabaya Zero Waste.
Sepuluh siswa SDN Kaliasin 1 Surabaya menyanyikan dengan merdu jingle berjudul Zero Waste tersebut. Iringan alat musik keyboard dan alat tabuh dari galon bekas air kemasan membuat penampilan mereka kian menarik. Mereka tergabung dalam ekstrakurikuler ansambel Kaliasin I (Kasal).
SIANG itu, belasan siswa anggota ekstrakurikuler ansambel Kasal berlatih olah vokal. Bersama guru pendamping, mereka tampak bersemangat menyanyikan setiap jingle. ”Ayo mulai lagi. Satu... dua... tiga...,” tegas salah seorang siswa mengomando.
Jingle berjudul Zero Waste tersebut memang unik. Jingle berdurasi 3 menit 15 detik itu tidak hanya enak didengar. Pesan yang disampaikan juga kuat dan mudah dicerna. Mengajak masyarakat untuk menjaga bumi dengan mengurangi sampah.
”Jingle ini ciptaan mandiri sekolah. Kami membuatnya berkolaborasi dengan guru, siswa, dan pelatih,” jelas Denok Ribut Tunia Tugas Triwiludjeng, pembina jingle ekstrakurikuler ansambel Kasal, kepada Jawa Pos.
Selain Zero Waste, ekstrakurikuler ansambel telah menciptakan empat karya jingle lain. Yakni, 3R, Tik Tik Tik, Gowes, dan Mengalirlah Airku. Sama dengan Zero Waste, empat jingle tersebut berisi ajakan untuk mencintai lingkungan. ”Semua lagu juga sudah kami rekam,” ujarnya.
Setiap jingle yang dibuat sekolah sebenarnya diciptakan melalui proses panjang. Butuh aransemen jitu agar jingle yang diciptakan enak didengar. Salah satu upaya tersebut ditempuh dengan menyediakan tim vokal yang bagus.
Untuk mencari komposisi jingle yang pas, sekolah menyeleksi sekaligus menentukan masing-masing nada suara. Dengan model itu, sahutan suara antarsiswa akan terdengar merdu. ”Untuk suara tiga, pembina harus memilih siswa dengan karakter suara yang tinggi,” katanya.
Untuk mematangkan komposisi jingle itu, siswa terus berlatih. Tujuannya, kemampuan dan kekompakan kian terasah.
Ide pembuatan jingle bertema seragam tersebut tidak terlepas dari peran sekolah dalam memandang lingkungan. SDN Kaliasin I merupakan sekolah yang memiliki kegiatan komplet dalam menjaga lingkungan. Mulai menanam berbagai jenis tumbuhan hingga mengolahnya menjadi penganan. ”Sekolah kami memang sangat berfokus pada permasalahan lingkungan,” jelasnya.
Ekstrakurikuler ansambel aktif membuat puluhan yel-yel bertema lingkungan. Bedanya, persiapan pembuatan yel-yel tidak serumit saat membuat sebuah jingle.
Konsistensi usaha menciptakan karya berbasis lingkungan itu membuat ekstrakurikuler ansambel mendapatkan banyak penghargaan. Sejak 2014, jingle Kasal selalu meraih juara I pada lomba lingkungan tingkat Kota Surabaya.
Konsep pertunjukan, lirik jingle, dan yel-yel yang mengena membuat para siswa moncer. Mereka sering mendapat job mengisi acara. Di antaranya, acara pemerintahan. Tidak jarang pula, mereka tampil pada kegiatan sosial. Bahkan, pada Hari Sampah 28 Februari lalu, tim jingle Kasal diundang untuk bernyanyi di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla. ”Waktu itu, kami menyanyikan beberapa jingle,” terangnya.
Pengalaman berkesan bernyanyi di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu diungkapkan Diena Syahida. Salah seorang siswa yang ikut dalam tim jingle Kasal tersebut mengakui, tampil di hadapan orang nomor 2 di Indonesia itu sempat membuat dirinya nervous.
Meski begitu, dia dan teman-temannya berusaha tenang agar kualitas suara saat bernyanyi tidak terpengaruh. ”Sempet khawatir, tapi teman-teman tetap tenang. Akhirnya bisa berjalan lancar,” tutur siswa kelas V Nitrogen itu. (elo/c7/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: