Lewat Partnership Agar Siswa dan Guru Tak Jago Kandang
Pemuda dan pemudi Indonesia harus bangkit. Bangsa ini membutuhkan uluran tangan generasi muda. Bangsa Indonesia harus bisa bersaing. Bermula dari pemikiran itu, SMAN 6 Surabaya berupaya membawa para siswa berkiprah di kancah global.
Kepala SMAN 6 Nurseno mengatakan, wawasan para siswa harus dibuka. Masa depan terbentang luas. Anak didik bisa memiliki potensi lebih. Tak hanya di tingkat lokal, tapi juga di luar negeri. ’’Anak-anak dibekali wawasan global, bukan hanya lingkup kecil. Supaya tidak jago kandang, tapi juga jago di tingkat internasional,” ujarnya.
Apalagi, saat ini, era masyarakat ekonomi ASEAN terbuka lebar. Persaingan tidak hanya terjadi di dalam negeri, tapi juga luar negeri. Para peserta didik diharapkan unggul dan bisa berhasil. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menjalin partnership dengan sekolah luar negeri.
Ada beberapa kerja sama yang telah terjalin. Di antaranya dengan sekolah di Singapura, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia. Bahkan, Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Aminuddin Baki dari Kuala Lumpur, Malaysia, melakukan kunjungan balasan ke SMAN 6.
Kunjungan itu dilakukan untuk mempererat jalinan silaturahmi. Termasuk, melihat keistimewaan sekolah lebih dekat. Hasil pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan berikutnya.
School partnership program itu, kata Nurseno, terjalin berawal dari kunjungan SMAN 6 ke Kuala Lumpur pada 2011. Selanjutnya, SMK Aminuddin Baki datang ke SMAN 6 pada 2012. Kunjungan balasan kembali dilakukan.
Poinnya, jelas dia, SMAN 6 ingin menjalin kerja sama dengan sekolah luar negeri. Bentuknya bisa beragam. Baik melalui pertukaran pelajar, pertukaran guru, maupun pengenalan seni dan budaya. ’’Apa yang baik bisa diadaptasi,” jelasnya.
Para guru SMAN 6 mendapat kesempatan mengajar di SMK Aminuddin Baki. Demikian juga siswanya mendapat kesempatan belajar selama beberapa hari melalui student exchange. Melalui kegiatan tersebut, para guru mendapat kesempatan untuk saling bertukar metode mengajar. Kegiatan itu, imbuh dia, sudah berjalan enam tahun. (puj/c17/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Kepala SMAN 6 Nurseno mengatakan, wawasan para siswa harus dibuka. Masa depan terbentang luas. Anak didik bisa memiliki potensi lebih. Tak hanya di tingkat lokal, tapi juga di luar negeri. ’’Anak-anak dibekali wawasan global, bukan hanya lingkup kecil. Supaya tidak jago kandang, tapi juga jago di tingkat internasional,” ujarnya.
Apalagi, saat ini, era masyarakat ekonomi ASEAN terbuka lebar. Persaingan tidak hanya terjadi di dalam negeri, tapi juga luar negeri. Para peserta didik diharapkan unggul dan bisa berhasil. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menjalin partnership dengan sekolah luar negeri.
Ada beberapa kerja sama yang telah terjalin. Di antaranya dengan sekolah di Singapura, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia. Bahkan, Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Aminuddin Baki dari Kuala Lumpur, Malaysia, melakukan kunjungan balasan ke SMAN 6.
Kunjungan itu dilakukan untuk mempererat jalinan silaturahmi. Termasuk, melihat keistimewaan sekolah lebih dekat. Hasil pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan berikutnya.
School partnership program itu, kata Nurseno, terjalin berawal dari kunjungan SMAN 6 ke Kuala Lumpur pada 2011. Selanjutnya, SMK Aminuddin Baki datang ke SMAN 6 pada 2012. Kunjungan balasan kembali dilakukan.
Poinnya, jelas dia, SMAN 6 ingin menjalin kerja sama dengan sekolah luar negeri. Bentuknya bisa beragam. Baik melalui pertukaran pelajar, pertukaran guru, maupun pengenalan seni dan budaya. ’’Apa yang baik bisa diadaptasi,” jelasnya.
Para guru SMAN 6 mendapat kesempatan mengajar di SMK Aminuddin Baki. Demikian juga siswanya mendapat kesempatan belajar selama beberapa hari melalui student exchange. Melalui kegiatan tersebut, para guru mendapat kesempatan untuk saling bertukar metode mengajar. Kegiatan itu, imbuh dia, sudah berjalan enam tahun. (puj/c17/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: