Kemenristekdikti Luncurkan Tujuh Program Unggulan Baru
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi meluncurkan tujuh program unggulan baru pada puncak acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) kemarin (2/5). Diharapkan, hal itu bisa meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi di Indonesia.
Program pertama, yakni Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan.”Sehingga mereka dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional untuk menjadi guru,” ujar Menristekdikti Mohamad Nasir.
Kedua, Portal Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen SINTA (Scence and Technology Index) yang merupakan pusat sitasi publikasi dan kepakaran dosen, peneliti dan perekayasa seluruh Indonesia berbasis web. ”SINTA akan mengindeks, mengintegrasikan, dan menilai kinerja publikasi karya ilmiah peneliti dan akademisi Indonesia serta jurnal ilmiah berdasar jumlah dokumen dan jumlah sitasi,” lanjutnya.
Yang ketiga, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan formal atau menyetarakan dengan kualifikasi tertentu berdasarkan pada pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja pada bidang yang sangat khusus atau langka serta dibutuhkan negara.”Seperti dosen, instruktur, guru, tenaga kesehatan dan profesi tertentu lainnya yang spesifik,” terangnya.
Keempat, Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mobile yang merupakan layanan untuk masyarakat , khususnya entitas perguruan tinggi, agar lebih memahami Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-Dikti).” Program ini untuk memberikan layanan informasi, berupa pertanyaan atau jawaban secara interaktif tentang bagaimana membangun mutu,” sambungnya.
Program kelima, Sistem Informasi Terintegrasi (SISTER), yakni aplikasi yang diluncurkan untuk dapat meningkatkan kualitas data IPTEK dan DIKTI dalam rangka pembuatan kebijakan pengembangan SDM yang tajam dan relevan.”Aplikasi SISTER juga mengintegrasikan seluruh layanan karir dan kompetensi sumber daya manusia di Ristekdikti,” sebutnya.
Keenam, Rencana Induk Pembangunan SDM IPTEK dan DIKTI yang bertujuan memberikan rekomendasi atas kebutuhan SDM yang relevan dengan prioritas pembangunan. Rencana ini disusun untuk memangkas kesenjangan antara suplai pendidikan tinggi sebagai penyedia tenaga kerja terampil dengan kebutuhan pembangunan.
”Ini merupakan sebuah jalan keluar penyiapan insan masa depan, tidak hanya terampil dan berkarakter namun juga dapat berkontribusi secara penuh pada proses pembangunan. Setidaknya ada tiga bidang prioritas pembangunan yang akan segera dirampungkan yaitu, infrastruktur, kesehatan dan pendidikan,” tegasnya.
Yang terakhir, Teaching Industry bertujuan untuk membangun industri berbasis teknologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan produk inovasi. Program ini diharapkan mampu mendorong hasil-hasil inovasi perguruan tinggi ke industri.”Fokus bidang pada program ini adalah ICT, pertahanan dan keamanan, pangan, kesehatan, energi, transportasi dan material maju,” jelasnya. (tih/wir)
Program pertama, yakni Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan.”Sehingga mereka dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional untuk menjadi guru,” ujar Menristekdikti Mohamad Nasir.
Kedua, Portal Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen SINTA (Scence and Technology Index) yang merupakan pusat sitasi publikasi dan kepakaran dosen, peneliti dan perekayasa seluruh Indonesia berbasis web. ”SINTA akan mengindeks, mengintegrasikan, dan menilai kinerja publikasi karya ilmiah peneliti dan akademisi Indonesia serta jurnal ilmiah berdasar jumlah dokumen dan jumlah sitasi,” lanjutnya.
Yang ketiga, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan formal atau menyetarakan dengan kualifikasi tertentu berdasarkan pada pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja pada bidang yang sangat khusus atau langka serta dibutuhkan negara.”Seperti dosen, instruktur, guru, tenaga kesehatan dan profesi tertentu lainnya yang spesifik,” terangnya.
Keempat, Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mobile yang merupakan layanan untuk masyarakat , khususnya entitas perguruan tinggi, agar lebih memahami Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-Dikti).” Program ini untuk memberikan layanan informasi, berupa pertanyaan atau jawaban secara interaktif tentang bagaimana membangun mutu,” sambungnya.
Program kelima, Sistem Informasi Terintegrasi (SISTER), yakni aplikasi yang diluncurkan untuk dapat meningkatkan kualitas data IPTEK dan DIKTI dalam rangka pembuatan kebijakan pengembangan SDM yang tajam dan relevan.”Aplikasi SISTER juga mengintegrasikan seluruh layanan karir dan kompetensi sumber daya manusia di Ristekdikti,” sebutnya.
Keenam, Rencana Induk Pembangunan SDM IPTEK dan DIKTI yang bertujuan memberikan rekomendasi atas kebutuhan SDM yang relevan dengan prioritas pembangunan. Rencana ini disusun untuk memangkas kesenjangan antara suplai pendidikan tinggi sebagai penyedia tenaga kerja terampil dengan kebutuhan pembangunan.
”Ini merupakan sebuah jalan keluar penyiapan insan masa depan, tidak hanya terampil dan berkarakter namun juga dapat berkontribusi secara penuh pada proses pembangunan. Setidaknya ada tiga bidang prioritas pembangunan yang akan segera dirampungkan yaitu, infrastruktur, kesehatan dan pendidikan,” tegasnya.
Yang terakhir, Teaching Industry bertujuan untuk membangun industri berbasis teknologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan produk inovasi. Program ini diharapkan mampu mendorong hasil-hasil inovasi perguruan tinggi ke industri.”Fokus bidang pada program ini adalah ICT, pertahanan dan keamanan, pangan, kesehatan, energi, transportasi dan material maju,” jelasnya. (tih/wir)
SUMBER : jawapos.com
Tidak ada komentar: