Dalang Perempuan Berliandra Alfirca W. Bercita-cita Dokter
Tidak ada alasan bagi Berliandra Alfirca Wijaya untuk mangkir dari latihan. Bagi dia, dunia sinden dan dalang merupakan dunia profesional yang telah menyatu dengan nadinya.
RAUT lelah terlihat jelas di wajah Berliandra Alfirca Wijaya Jumat petang (28/4). Remaja putri yang akrab dipanggil Oca itu baru pulang dari acara Pekan Seni Pelajar Jatim 2017 di Kediri. ’’Tadi jadi sinden ngiringi tari. Alhamdulillah Surabaya juara II,’’ tutur Oca dengan senyum terkembang ketika mampir ke ruang redaksi Jawa Pos.
Ajang tersebut bukan panggung pertama bagi gadis 13 tahun itu. Dia sudah sering tampil sebagai sinden mendampingi para dalang bocah yang tengah berlomba. Salah satunya, saat berlangsung Festival Dalang Bocah Nasional 2016. Dia pernah berpentas sebagai sinden dalam acara World Culture Forum di Bali pada Oktober tahun lalu.
RAUT lelah terlihat jelas di wajah Berliandra Alfirca Wijaya Jumat petang (28/4). Remaja putri yang akrab dipanggil Oca itu baru pulang dari acara Pekan Seni Pelajar Jatim 2017 di Kediri. ’’Tadi jadi sinden ngiringi tari. Alhamdulillah Surabaya juara II,’’ tutur Oca dengan senyum terkembang ketika mampir ke ruang redaksi Jawa Pos.
Ajang tersebut bukan panggung pertama bagi gadis 13 tahun itu. Dia sudah sering tampil sebagai sinden mendampingi para dalang bocah yang tengah berlomba. Salah satunya, saat berlangsung Festival Dalang Bocah Nasional 2016. Dia pernah berpentas sebagai sinden dalam acara World Culture Forum di Bali pada Oktober tahun lalu.
Gadis berhijab itu sejak kecil, tampaknya, memang tertarik di dunia kesenian tradisional. Di SDN dr Sutomo 8, Oca mulai belajar karawitan. Dari sanalah ketertarikan Oca terhadap seni tradisional semakin berkembang. Dia berkenalan dengan Sanggar Baladewa.
’’Di sana aku disuruh nyoba jadi sinden, tidak hanya jadi pengrawit,’’ tutur Oca. Bakat putri tunggal pasangan Dahlia Fascha Joenoes dan Erwin Hendra Wijaya tersebut semakin terasah seiring berjalannya waktu. Lambat laun pelatih sanggar berupaya memperkenalkan dunia mendalang. Oca pun menyambutnya dengan antusias.
Dengan tekun, gadis pencinta K-pop tersebut mempelajari semua hal dalam dunia pewayangan. Tidak segan, dia juga bertanya kepada pelatih dan seniornya di sanggar jika ada yang tidak dipahami.
Karirnya sebagai dalang perempuan pun dimulai. Bersama rekan-rekannya di Sanggar Baladewa, Oca sering diminta tampil membawakan wayang.
Dia pernah menjadi salah satu kontestan dalam lomba dalang cilik yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya pada 2016. Siswi kelas VIII SMPN 4 Surabaya itu juga pernah tampil di Balai Kota Surabaya demi menyambut tamu dalam acara Sharing Best Practice and Experience on Woman Leadership pada tahun yang sama.
Sering tampil sebagai sinden dan dalang tidak lantas membuat Oca jumawa. Tidak berlatih sekadarnya, dia justru kian bersemangat untuk menampilkan pertunjukan yang terbaik.
Dengan merendah, Oca mengatakan bahwa dirinya masih mengalami beberapa kesulitan saat menjalankan hobinya itu. ’’Kalau pas jadi dalang, ngepasin cara bicaranya lakon itu yang agak susah,’’ ucapnya. Saat menjadi sinden, Oca sering merasa sulit mencapai tinggi nada tertentu. Kendala lain adalah menyamakan suara saat nyinden bersamaan. Karena itu, dia rajin berlatih setiap Sabtu dan Minggu di sanggar. Tidak jarang, dia marah kepada sang ayah jika terlambat mengantarnya ke sanggar.
Tak ayal, kesibukannya berlatih menyita waktunya untuk nongkrong bersama teman-teman. Ketika benar-benar tidak ada jadwal latihan dan tugas sekolah, Oca baru ikut berkumpul. ’’Sering diprotes sama teman. Katanya, aku ini sulit kalau diajak jalan,’’ ungkapnya.
Meski waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya terbilang minim, Oca tidak lantas suntuk. Mendengarkan musik Korea atau menonton drama Korea menjadi caranya mengatasi rasa lelah. ’’Kalau nggak, ya main musik di rumah,’’ ucapnya semringah.
Padatnya jadwal sekolah dan latihan membuat Oca harus pandai menjaga kesehatannya. Makan tepat waktu serta mengurangi minum es dan makanan ber-MSG menjadi trik paling ampuh. Konsumsi vitamin kadang diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh Oca.
Meski karirnya di dunia kesenian cukup cermerlang di usia belia, Oca tampaknya punya cita-cita lain. ’’Penginnya jadi dokter. Tetapi, wayang dan sinden juga tidak ditinggalkan. Mungkin bisa menghibur pasien dengan dalang,’’ paparnya berkelakar.
Demi menggapai impiannya, nilai akademis Oca harus selalu dipertahankan. Bagi dia, sering bolos sekolah demi pentas menjadi dalang atau sinden bukan sebuah alasan. ’’Kalau pas nggak masuk, biasanya tanya teman materinya apa. Terus sering buka buku untuk belajar,’’ lanjutnya. Dia pun tidak pernah absen mengerjakan berbagai tugas yang diberikan sekolah di sela-sela waktunya berlatih.
Kalau begitu, Oca lebih menyukai mendalang atau nyinden? ’’Nggak bisa milih. Aku suka dua-duanya,’’ tegasnya. Bagi Oca, dua kesenian tersebut menjadi hal penting yang harus dilestarikan. Sepanjang dia mampu, semua akan dikerjakan. (dwi/c15/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
’’Di sana aku disuruh nyoba jadi sinden, tidak hanya jadi pengrawit,’’ tutur Oca. Bakat putri tunggal pasangan Dahlia Fascha Joenoes dan Erwin Hendra Wijaya tersebut semakin terasah seiring berjalannya waktu. Lambat laun pelatih sanggar berupaya memperkenalkan dunia mendalang. Oca pun menyambutnya dengan antusias.
Dengan tekun, gadis pencinta K-pop tersebut mempelajari semua hal dalam dunia pewayangan. Tidak segan, dia juga bertanya kepada pelatih dan seniornya di sanggar jika ada yang tidak dipahami.
Karirnya sebagai dalang perempuan pun dimulai. Bersama rekan-rekannya di Sanggar Baladewa, Oca sering diminta tampil membawakan wayang.
Dia pernah menjadi salah satu kontestan dalam lomba dalang cilik yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya pada 2016. Siswi kelas VIII SMPN 4 Surabaya itu juga pernah tampil di Balai Kota Surabaya demi menyambut tamu dalam acara Sharing Best Practice and Experience on Woman Leadership pada tahun yang sama.
Sering tampil sebagai sinden dan dalang tidak lantas membuat Oca jumawa. Tidak berlatih sekadarnya, dia justru kian bersemangat untuk menampilkan pertunjukan yang terbaik.
Dengan merendah, Oca mengatakan bahwa dirinya masih mengalami beberapa kesulitan saat menjalankan hobinya itu. ’’Kalau pas jadi dalang, ngepasin cara bicaranya lakon itu yang agak susah,’’ ucapnya. Saat menjadi sinden, Oca sering merasa sulit mencapai tinggi nada tertentu. Kendala lain adalah menyamakan suara saat nyinden bersamaan. Karena itu, dia rajin berlatih setiap Sabtu dan Minggu di sanggar. Tidak jarang, dia marah kepada sang ayah jika terlambat mengantarnya ke sanggar.
Tak ayal, kesibukannya berlatih menyita waktunya untuk nongkrong bersama teman-teman. Ketika benar-benar tidak ada jadwal latihan dan tugas sekolah, Oca baru ikut berkumpul. ’’Sering diprotes sama teman. Katanya, aku ini sulit kalau diajak jalan,’’ ungkapnya.
Meski waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya terbilang minim, Oca tidak lantas suntuk. Mendengarkan musik Korea atau menonton drama Korea menjadi caranya mengatasi rasa lelah. ’’Kalau nggak, ya main musik di rumah,’’ ucapnya semringah.
Padatnya jadwal sekolah dan latihan membuat Oca harus pandai menjaga kesehatannya. Makan tepat waktu serta mengurangi minum es dan makanan ber-MSG menjadi trik paling ampuh. Konsumsi vitamin kadang diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh Oca.
Meski karirnya di dunia kesenian cukup cermerlang di usia belia, Oca tampaknya punya cita-cita lain. ’’Penginnya jadi dokter. Tetapi, wayang dan sinden juga tidak ditinggalkan. Mungkin bisa menghibur pasien dengan dalang,’’ paparnya berkelakar.
Demi menggapai impiannya, nilai akademis Oca harus selalu dipertahankan. Bagi dia, sering bolos sekolah demi pentas menjadi dalang atau sinden bukan sebuah alasan. ’’Kalau pas nggak masuk, biasanya tanya teman materinya apa. Terus sering buka buku untuk belajar,’’ lanjutnya. Dia pun tidak pernah absen mengerjakan berbagai tugas yang diberikan sekolah di sela-sela waktunya berlatih.
Kalau begitu, Oca lebih menyukai mendalang atau nyinden? ’’Nggak bisa milih. Aku suka dua-duanya,’’ tegasnya. Bagi Oca, dua kesenian tersebut menjadi hal penting yang harus dilestarikan. Sepanjang dia mampu, semua akan dikerjakan. (dwi/c15/nda/sep/JPG)
SUMBER :jawapos.com
Tidak ada komentar: