Dipukuli, Lantas Dikurung, Seorang Ibu Melarang Putrinya Ikut UNBK


Seorang siswi kelas IX SMPN Terbuka 8 Surabaya bernama Linda Wijayanti nyaris gagal mengikuti UNBK, hari Rabu (3/5). Dia dilarang pergi ke sekolah oleh ibunya, Soepia, yang sakit-sakitan. Soepia tidak ingin anaknya pergi ke mana-mana agar bisa merawat dirinya. Dia dilarang pergi ke sekolah hanya karena sang ibu butuh perhatian.

Bahkan, sempat terjadi keributan di tempat tinggal keluarga itu di Jalan Kapas Madya IIA/17. Linda yang menangis ingin berangkat ke sekolah, dikurung di dalam kamar. Warga, kepala RT, guru, hingga polisi turut memediasi agar Soepia merelakan anaknya pergi ke sekolah.

Wakil Kepala Sekolah SMPN Terbuka 8 Miadji yang mengunjungi rumah kos sempat hampir menyerah membujuk orang tua anak didiknya tersebut. Bukan kali ini saja, Miadji membujuk Soepia agar mengizinkan putri semata wayangnya menuntut ilmu. "Kondisinya memang selalu begitu. Sudah tiga kali saya ke rumahnya. Setiap kali ditanya, ibunya bilang tidak mau ditinggal, karena memang sakit,” kata Miadji.

Miadji menambahkan, jika dirinya selalu mendapat keluhan Linda terkait perilaku ibunya. Bahkan, berdasar laporan warga, semalam Linda dipukuli sebelum akhirnya dikunci di dalam kamar bersekat triplek itu. "Waktu polisi datang, baru melunak. Ibunya bilang kalau dia nggak melarang cuma pulangnya jangan lama-lama,” imbuh Miadji.

Kanit reskrim polsek Tambaksari Surabaya, Iptu Farida Murti mengatakan, saat mendatangi lokasi, pihaknya sempat dibentak oleh ibu Linda yang bernama Soepia. Setelah mengutarakan jika dirinya dari kepolisian barulah Soepia mau kooperatif.

Farida juga mengatakan jika dirinya memberi pengertian jika tidak boleh memperlakukan anak seperti yang dilakukan sebelumnya. "Saya bilang, kalau sampai itu terjadi lagi, ibu akan dijerat pidana, kasihan anak juga mau sekolah tidak boleh, Linda tidak akan kemana-mana,” ucapnya mengulangi perkataannya pada Soepia

Linda akhirnya dapat mengikuti ujian, setelah jadwalnya diundur. Harusnya, Linda masuk pada gelombang II yakni pukul 10.00 - 11.30. Tapi karena kejadian tersebut, Linda terpaksa masuk pada gelombang III yakni sekitar pukul 14.00 – 16.00.

Saat ini, pihak sekolah dibantu polsek Tambaksari tengan melakukan pendekatan persuasif dan mengupayakan Linda untuk tetap bisa melanjutkan pendidikannya ke SMA atau SMK. Bahkan, kepala RT setempat juga membuka rumahnya untuk menampung Linda sesuai arahan polisi. Ini untuk berjaga-jaga agar Linda tidak dikunci lagi. (did/JPG)
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.