Cegah Campak pada Orang Dewasa
Tiga hari lalu (29/4) dunia memperingati Hari Imunologi. Sudah digalakkan berbagai imunisasi untuk preventif, tetapi masih banyak penyakit yang muncul karena turunnya imunitas atau kekebalan tubuh. Salah satunya campak. Penyakit itu identik dengan anak kecil, tetapi bisa juga menyerang orang dewasa.
Campak merupakan jenis penyakit yang disebabkan virus family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Penularannya sangat mudah. Campak bisa menular melalui udara. Misalnya, lewat batuk atau bersin. Jika seseorang berada cukup dekat dengan penderita, risiko tertular semakin tinggi.
Masa inkubasi virus campak sekitar 7 sampai 21 hari. Campak memiliki gejala khas. Di antaranya, suhu tubuh meningkat, lemas, batuk-pilek, dan mata merah. Setelah itu, muncul ruam kemerahan di kulit. Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya melakukan tes darah. Sebab, ada beberapa penyakit lain yang memiliki kesamaan gejala. Misalnya, cacar air atau alergi.
Dari pemeriksaan hemoglobin (Hb), leukosit, trombosit, dan hematokrit, akan diketahui adanya penurunan kadar leukosit dan sedikit penurunan trombosit. Namun, itu masih belum memberikan hasil spesifik penyakit campak. Untuk mengonfirmasinya, bisa dilakukan pemeriksaan serologi campak.
Virus campak menyerang imunitas. Orang yang daya tahan tubuhnya sedang lemah sangat mudah terjangkiti. Tak heran, anak kecil lebih sering terserang ketimbang orang dewasa karena daya tahan tubuh mereka memang lebih rendah.
Namun, tidak tertutup kemungkinan orang dewasa juga terserang campak. Dokter Budi Widodo SpPD mengatakan, campak bisa menyerang siapa pun, tak peduli usianya. ’’Selama daya tahan tubuhnya lemah, dia bisa berisiko terkena,’’ kata dokter spesialis internis Siloam Hospitals Surabaya tersebut.
Satu-satunya cara untuk mengurangi risiko adalah melakukan imunisasi. Jika di bawah usia 1 tahun sudah pernah imunisasi, kemungkinan terkena campak akan kecil sepanjang hidupnya. Sekalipun terkena, kondisinya tidak akan parah.
Begitu pula orang yang ketika kecil pernah terserang campak, saat dewasa kemungkinan tubuh terkena campak lagi juga kecil. Sebab, di dalam tubuhnya telah terbentuk antibodi yang siap melawan virus. Namun, semua kembali ke daya tahan tubuh. ’’Tiap orang punya karakteristik berbeda, kemungkinannya pun bisa berbeda,’’ jelas Budi.
Campak bukanlah penyakit berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Yang terpenting, jaga daya tahan tubuh agar selalu fit. Virus campak berasal dari udara atau debu. Jadi, situasi yang banyak debu dan banyak interaksi dengan orang lain bisa menjadi media penularan campak. (adn/c7/ayi)
Campak merupakan jenis penyakit yang disebabkan virus family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Penularannya sangat mudah. Campak bisa menular melalui udara. Misalnya, lewat batuk atau bersin. Jika seseorang berada cukup dekat dengan penderita, risiko tertular semakin tinggi.
Masa inkubasi virus campak sekitar 7 sampai 21 hari. Campak memiliki gejala khas. Di antaranya, suhu tubuh meningkat, lemas, batuk-pilek, dan mata merah. Setelah itu, muncul ruam kemerahan di kulit. Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya melakukan tes darah. Sebab, ada beberapa penyakit lain yang memiliki kesamaan gejala. Misalnya, cacar air atau alergi.
Dari pemeriksaan hemoglobin (Hb), leukosit, trombosit, dan hematokrit, akan diketahui adanya penurunan kadar leukosit dan sedikit penurunan trombosit. Namun, itu masih belum memberikan hasil spesifik penyakit campak. Untuk mengonfirmasinya, bisa dilakukan pemeriksaan serologi campak.
Virus campak menyerang imunitas. Orang yang daya tahan tubuhnya sedang lemah sangat mudah terjangkiti. Tak heran, anak kecil lebih sering terserang ketimbang orang dewasa karena daya tahan tubuh mereka memang lebih rendah.
Namun, tidak tertutup kemungkinan orang dewasa juga terserang campak. Dokter Budi Widodo SpPD mengatakan, campak bisa menyerang siapa pun, tak peduli usianya. ’’Selama daya tahan tubuhnya lemah, dia bisa berisiko terkena,’’ kata dokter spesialis internis Siloam Hospitals Surabaya tersebut.
Satu-satunya cara untuk mengurangi risiko adalah melakukan imunisasi. Jika di bawah usia 1 tahun sudah pernah imunisasi, kemungkinan terkena campak akan kecil sepanjang hidupnya. Sekalipun terkena, kondisinya tidak akan parah.
Begitu pula orang yang ketika kecil pernah terserang campak, saat dewasa kemungkinan tubuh terkena campak lagi juga kecil. Sebab, di dalam tubuhnya telah terbentuk antibodi yang siap melawan virus. Namun, semua kembali ke daya tahan tubuh. ’’Tiap orang punya karakteristik berbeda, kemungkinannya pun bisa berbeda,’’ jelas Budi.
Campak bukanlah penyakit berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Yang terpenting, jaga daya tahan tubuh agar selalu fit. Virus campak berasal dari udara atau debu. Jadi, situasi yang banyak debu dan banyak interaksi dengan orang lain bisa menjadi media penularan campak. (adn/c7/ayi)
SUMBER : jawapos.com
Tidak ada komentar: