Ini Tahapan Terapi Pasca Serangan Stroke Perdarahan


Mendapatkan kondisi yang pulih setelah serangan stroke perdarahan tidaklah mudah. Spesialis kedokteran fisik rehabilitasi RSUD dr Soetomo dr Meisy Andriana SpKFR(K) mengatakan, perdarahan yang terjadi dalam otak menyebabkan sel-sel saraf mengalami kerusakan atau kematian. ’’Apalagi untuk pasien yang usianya sudah lanjut, penyembuhannya akan lebih lama,’’ ucapnya.

Pemulihan pasca stroke perdarahan bergantung dari beberapa hal. Seperti usia pasien, letak dan lokasi perdarahan, cepat dan tepatnya penanganan di rumah sakit, efektifitas fisioterapi paska stroke, hingga motivasi penderita dan dukungan keluarga.

Oleh karena itu, pengobatannya juga tidak dilakukan oleh spesialis bedah saraf saja. Dokter spesialis bedah saraf juga melibatkan spesialis saraf, rehabilitasi medik, perawat, fisioterapis. Bahkan bila perlu dokter spesialis jantung dan dokter spesialis penyakit dalam pun dilibatkan untuk mengobati faktor risiko seperti hipertensi atau diabetes.

Meisy menjelaskan, program terapi untuk kasus stroke perdarahan biasanya dibagi menjadi tiga. Pertama adalah fase akut atau fase setelah operasi. Biasanya dua minggu setelah perdarahan terserap. Sehingga keadaan pasien mulai stabil. Program rehabilitasinya cukup simpel. Biasanya dibantu dengan dokter rehabilitasi medik atau fisioterapi, pasien latihan di tempat tidur. Misalnya, mencoba mulai menggerakkan anggota tubuh yang lumpuh. ’’Gerakan-gerakan yang menstimulasi sensoris pada sisi yang lumpuh,’’ ucap Meisy.

Program kedua masuk dalam fase sub-akut. Dalam fase ini, pasien dianggap telah melewati masa kritis. Perdarahan dalam otak benar-benar sudah terserap. Sehingga pasien sudah bisa melakukan mobilisasi. Pasien akan diarahkan untuk melatih keseimbangan. Mulai duduk, berdiri, hingga berjalan. Terakhir adalah fase kronik atau penyembuhan. Program terapinya bergantung kebutuhan pasien.

Dari semua efek samping stroke perdarahan, yang paling sering terjadi adalah gangguan bicara. ’’Karena perdarahannya menyerang bagian otak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan motorik berbicara,’’ paparnya. Namun bila pasien disiplin minum obat, mengikuti terapi, pastinya bisa sembuh seperti sedia kala. (ina)
SUMBER :jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.