Cerita Bamsoet tentang Panglima TNI Zaman Now


JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengenang pengalaman bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat melihat tangkapan narkoba hasil kerja sama TNI AL, BNN, Polri dan Bea Cukai, di Batam, Kepri.

Bamsoet awalnya tidak merencanakan perjalanan ke lokasi penangkapan kapal Sunrise Glory itu.

Bahkan, Sabtu (10/2) siang, Bamsoet masih mengikuti kegiatan penandatanganan prasasti Green Campus di Pesantren Jagat Arasy, bersama Abah Gaos Pesantren Manaqib Peradaban Dunia di BSD, Tangerang, Banten.

Setelah itu, menghadiri pertemuan dengan kolega dan senior seperti Hariman Siregar, Aryadi Achmad, A Yani, Djoko Edhi meresmikan kantor baru media online milik Aryadi di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.

Sore hari, Bamsoet menerima pesan dari ajudan Hadi. Ajudan mengabarkan panglima mengundang Bamsoet bersama Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas), Kapolri Jenderal Tito Karnavian ke Batam.

Bagi Bamsoet, undangan itu merupakan kehormatan besar bagi DPR untuk melihat langsung upaya perang narkoba.

Bamsoet menangkap pesan bahwa Hadi ingin menunjukkan hasil kerja sama, dan mempertegas TNI tidak tinggal diam jika Indonesia dijadikan tujuan penyeludupan sindikat narkotika internasional.

Sebelum lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (11/2), Bamsoet bersama anggota Komisi III DPR Fraksi Nasdem Ahmad Sahroni berbicara santai dengan Hadi, Buwas, Kabareskrim Komjen Ari Dono dan Kabais TNI di ruang tunggu VVIP.

Sementara Tito berhalangan ikut. “Kepala BNN Buwas bercerita hampir saja tangkapan tersebut lepas karena petugas lapangan yang dipimpin Panglima Armada Barat TNI AL dan Deputi Pemberantasan BNN Mayjen Pol Arman Depari terkecoh dengan kepiawaian para penyeludup menyembunyikan puluhan karus berisi kristal shabu tersebut,” ujar Bamsoet.

Selama penerbangan pun, Hadi dan Buwas menjelaskan daerah rawan penyeludupan narkoba. Serta bagaimana mereka mengantisipasinya. “Marsekal Hadi menegaskan bahwa negara harus all out memerangi kecenderungan ini. Sebab, pada gilirannya, ketahanan nasional yang akan menjadi taruhannya. Karena itu, militansi generasi muda jangan sampai digerus oleh narkoba,” beber Bamsoet.

Setelah jumpa pers di Batam selesai, panglima menyerahkan cinderamata dan piagam penghargaan kepada Komandan KRI Mayor Laut Arizzona Bintara beserta 12 awak kapal lainnya.

Penghargaan juga diberikan kepada tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV, BNN Batam, Polda Batam, dan serta BC Batam.

Bamsoet mengatakan, saat perjalanan pulang ke Jakarta, Hadi menerima laporan dari ajudan perihal kasus penyerangan di gereja St Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta.

Hadi kemudian menyampaikan kabar itu kepada Bamsoet dan ingin ke lokasi sebelum ke Jakarta. Kesigapan ini mengingatkan Bamsoet saat Hadi saat menjabat KSAU merespons isyarat Presiden Joko Widodo ketika persemian N219 sebagai pesawat Nurtanio di Landasan Udara Halim November 2017.

Saat upacara seorang siswa SD masuk angin dan muntah. Jokowi memberi isyarat agar ajudan memberi pertolongan. Namun, tidak segera direspons para ajudan hingga akhirnya Hadi yang turun tangan.

“Justru KSAU Hadi Tjahjanto yang langsung menangkap isyarat dari presiden. Dia langsung bergerak mendekati barisan siswa, menggendong pelajar yang sakit itu dan membawanya ke bagian belakang pesawat untuk diobati,” ujar Bamsoet.


sumber:jpnn.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.