Identitas Penyerang Kiai di Lamongan Terungkap


Identitas pelaku penyerangan kiai di Lamongan, Jawa Timur, sudah terkuak. Tersangka bernama Nandang Triyan, warga Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Saat penyidik Polres Lamongan melakukan pemeriksaan, Nandang selalu menyebut Lemahabang Kulon.

Penyidik kemudian melacak nama desa yang disebutkan Nandang. Hasilnya, terlacak sebagai salah satu desa di Kabupaten Cirebon, yang selanjutnya koordinasi pun dilakukan ke Polres Cirebon.

“Kami menerima informasi dari teman-teman di Lamongan. Setelah dilacak, Nandang ini ternyata warga kita,” kata Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra yang ditemui Radar Cirebon (Jawa Pos Group) saat silaturahmi ke Pengasuh Ponpes An-Nasuha KH Usamah Mansyur di Pabedilan, Kabupaten Cirebon, kemarin.

Menurut kapolres, orang tua Nandang dibawa ke Jawa Timur. Kebetulan Nandang sudah dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim. Keluarga pelaku, kata dia, diantar ke Jatim.

"Hal ini penting agar cerita dari peristiwanya utuh. Apakah memang gangguan jiwa atau tidak. Kalau gangguan jiwa sudah mulai dari kapan, penyebabnya apa, dan lainnya. Tapi yang lebih berhak menyampaikan hal ini tentu penyidik dari sana, kita hanya membantu saja sifatnya,” jelas kapolres.

Nandang sendiri sudah dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim sejak Selasa (19/2). Sampai kemarin, pria 23 tahun itu enggan makan.

Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan pihaknya memang memerintahkan agar Nandang dipindahkan ke Surabaya. Nandang langsung ditempatkan di ruang khusus untuk diperiksa.

Rencananya, Nandang akan dikarantina beberapa hari di sana. “Kami sediakan lima sampai enam psikiater untuk memeriksa yang bersangkutan (Nandang, Red),” katanya.

Barung menambahkan, saat ini masih belum bisa dipastikan apakah Nandang menderita penyakit jiwa. Namun, berdasar hasil analisis sementara, ada indikasi yang mengarah ke sana.

Salah satunya adalah sikap Nandang yang sulit diajak berkomunikasi. Dia tidak merespons saat diajak bicara. “Pandangan matanya pun tidak fokus ke lawan bicara,” ungkapnya.

Saat ini dokter masih terus menggali dan mempelajari kondisi kejiwaan Nandang. Selain dari aspek psikis, pihaknya memberikan perhatian terhadap kondisi fisiknya.

Sebab, semenjak dipindahkan, Nandang enggan makan. Padahal, petugas sudah memberikan jatah makan sama seperti pasien lainnya. “Makanan yang kami berikan hanya dibuat mainan,” lanjutnya.

Agnes M Haloho, salah seorang dokter yang menangani menyebutkan bahwa saat dilakukan pemeriksaan Nandang belum kooperatif. Jika ditanya, dia diam tidak mau menjawab.

“Kadang ngomong sendiri. Nggak nyambung dengan pertanyaan pemeriksa,” ujar dokter spesialis kejiwaan tersebut. Jika memang keluarga sudah bisa dihubungi, lanjut Agnes, akan dilakukan pemeriksaan juga.


sumber:jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.