KBRI: TKI Terlibat Perampokan Ditembak Mati


 SAMPANG - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia memastikan dua TKI asal Sampang yang tewas ditembak polisi dua bulan lalu terlibat kasus perampokan.

Hal tersebut disampaikan Agus Badrul Jamal, koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI di Malaysia, kemarin (25/2).

Dia menyatakan, berdasar informasi yang diterima dari kepolisian Malaysia, dua TKI asal Sampang tersebut ditembak mati karena tertangkap tangan melakukan perampokan di wilayah Shah Alam.

KBRI lalu mencari ahli waris korban dengan melibatkan LP3TKI Surabaya.

Hasilnya, KBRI menemukan ahli waris dua TKI itu di Sampang.

''Mereka merampok dengan menggunakan senjata. Ditembak karena melawan polisi,'' kata Agus.

Setelah keluarga ditemukan, KBRI meminta ahli waris datang langsung ke Malaysia untuk menjalani tes DNA.

Itu merupakan permintaan polisi Malaysia. Namun, pihak ahli waris tak menghendaki hal itu.

'Karena tak mau hadir langsung ke Malaysia, prosesnya lama,'' terang dia.

KBRI memastikan lebih dahulu ahli waris yang benar-benar berhak mengklaim jenazah kepada BNP2TKI, Kemenlu, dan LP3TKI Surabaya.

Dengan demikian, kedua jenazah TKI bisa dipulangkan ke Sampang pada Sabtu (24/2).

Kepala Desa Karang Anyar, Kecamatan Ketapang, Sampang, Ach. Sabra'i menegaskan, penanganan dua jenazah TKI yang meninggal di Malaysia karena ditembak itu sangat lamban. Lebih dari dua bulan jenazah dibiarkan di Malaysia.

''Kami harap penanganan jenazah tak terbengkalai,'' ujarnya.

Dia juga meminta kepada pemerintah Indonesia supaya segera mengurus kebenaran dugaan kasus yang disangkakan kepada dua TKI itu.

Sebab, dari keterangan beberapa saksi di Malaysia, korban dijebak.

Ani, 70, ibu salah satu korban, berharap mendapat keadilan. Selama ini anaknya dikenal sebagai orang baik.


sumber:jpnn.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.