Trump Minta Guru Bawa Pistol saat Mengajar


Lawan senjata dengan senjata. Ide itulah yang ditawarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengatasi masalah penembakan masal. Dia menginginkan para guru membawa senjata api saat mengajar.

Presiden ke-45 AS itu memaparkannya saat bertemu para siswa korban selamat dan orang tua korban tewas penembakan di Marjory Stoneman Douglas High School, Parkland, Florida, Rabu lalu (14/2). Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung Putih selama sekitar sejam.

’’Jika kalian memiliki guru yang mahir menggunakan senjata api, mereka bisa mengakhiri serangan sangat cepat,’’ ujar suami Melania itu sebagaimana dilansir Reuters.

Selain guru, penjaga sekolah akan diperbanyak dan dipersenjatai. Hal tersebut diyakini Trump bisa menakuti orang yang ingin melakukan aksi penembakan. Kalaupun terjadi, jumlah korban jiwa bisa ditekan.

Paparan itu serupa dengan usulan National Rifle Association (NRA) pasca penembakan di Sandy Hook Elementary School, Connecticut, pada 2012 lalu.

Trump juga menjanjikan batasan usia minimal pembelian senjata serta pengetatan latar belakang kesehatan jiwa seseorang sebelum membeli senjata api.

Sebagian yang hadir setuju dengan ide mempersenjatai guru itu, sebagian lainnya tidak. Di luar Gedung Putih, yang menolak jauh lebih banyak.

Salah satunya Mark Barden. Putranya tewas dalam penembakan di Sandy Hook Elementary School, sedangkan istrinya, Jackie, adalah seorang guru.

Menurut dia, guru sudah memiliki banyak tanggung jawab saat ini, jadi tidak perlu ditambah dengan tanggung jawab lainnya yang berisiko kehilangan nyawa.

Pernyataan senada dilontarkan Ashley Kurth kepada senator Florida Marco Rubio dalam program televisi CNN Rabu malam.

Dalam acara tersebut, Rubio dikritik banyak pihak. Sebab, senator asal Partai Republik itu menegaskan bahwa masalah yang ada saat ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan aturan kepemilikan senjata.

Secara terpisah, lebih dari seratus siswa, wali siswa, staf, dan guru Marjory Stoneman Douglas High School melakukan aksi menuntut pengetatan peredaran senjata api di depan gedung parlemen Florida.

Mereka merasa benar-benar kecewa dengan para legislator yang sehari sebelumnya menolak rancangan undang-undang (RUU) HB 219.

Padahal, RUU yang diusulkan legislator Demokrat dari Orlando Carlos Guillermo Smith itu dirasa paling mendekati keinginan demonstran. Yaitu, melarang penjualan maupun kepemilikan senjata serbu baik otomatis maupun semi-otomatis.

’’Nikolas Cruz bisa membeli senjata serbu sebelum dia bisa membeli bir,’’ sindir Laurenzo Prado, siswa yang ikut aksi, sebagaimana dilansir AP.

Di Florida, usia minimal pembelian senjata adalah 18 tahun. Sedangkan usia minimal membeli minuman beralkohol adalah 21 tahun. Beberapa legislator di Florida menyatakan akan mempertimbangkan usia minimal pembelian senjata.


sumber:jpnn.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.