Ini Dia Nih Hal yang Bakal Terjadi Jika Transportasi Online Dihapuskan, Gak Tahan!


Kemudahan dalam bepergian dengan transportasi online memang menjadi primadona di jaman sekarang, namun siapa sangka di beberapa daerah ini justru malah dilarang beroperasi.

Emang sih masih bersifat sementara, tapi tetap aja bikin ketar-ketir, soalnya udah banyak yang ketergantungan dengan layanan ini.

Gimana gak ketergantungan, dengan harga yang murah alat transportasi yang satu ini juga sangat nyaman untuk ditumpangi.

Gak cuma itu, naik transportasi online juga lebih aman dan gampang. Sebab driver-nya udah pasti punya SIM, dan kendaraannya pun bisa dipesan kapan saja lewat ponsel.

Tapi bayangkan jika transportasi online yang ada di Indonesia benar-benar dihapus.

Apa yang akan terjadi guys? Dijamin 8 hal ini bakal kamu alami kembali.

Sering sport jantung.

Kalian semua sudah tahu kan kebiasaan sopir-sopir angkutan umum ini? Main sodok kendaraan lain, atau nyalip tanpa perhitungan. Kalau nyetir sering ugal-ugalan dan bikin jantung kita deg-deg-ser. Aduh, mending jalan kaki aja deh kalau gini ceritanya.

Waktu di jalan.

Ketika waktu tempuh ke tujuan cuma makan waktu setengah jam, cuma gara-gara angkot ngetem, malah jadi 2 jam atau bahkan lebih, dengan tidak adanya transportasi online, waktu tempuh jadi gak bisa diprediksi lagi.

Naik ojek jauh-deket sama mahalnya.

Jujur deh, seberapa sering kamu digetok harga sama ojek pangkalan? Mau jaraknya cuma satu kali puter gas juga tetep aja dikasih harga mahal. Selain tarifnya yang mengerikan, beberapa pengemudi ojek pangkalan rata-rata gak sedia helm dan bahkan gak punya SIM.

Taksi cuma buat kaum borju.

Di DKI Jakarta aja, tarif buka pintu udah Rp 6.500 dan tarif per kilometernya adalah Rp 3.500. Sialnya lagi, kamu gak bakal tahu perkiraan biaya yang harus kamu siapkan ketika naik taksi konvensional karena kondisi jalanan suka gak terduga.

Dompet makin tebal.

Tebal karena harus sedia uang pecahan kecil / uang receh. Kalau mau nekat bayar pakai pecahan besar ke supir angkot sih silakan aja. Tapi, jangan sewot kalau uang kembaliannya ga sesuai atau parahnya si supir langsung tancep gas.

Jumlah kendaraan pribadi di Indonesia bakal semakin meroket.

Dengan banyaknya ketidaknyamanan di atas, udah bakal dipastikan jumlah kendaraan pribadi akan meningkat, terutama kendaraan roda dua. Karena bakal banyak orang yang berpendapat kalau naik transportasi umum tergolong rugi waktu dan biaya.




sumber:pepo.id

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.