Pemimpin Palestina Masuk Daftar Teroris AS


WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak henti-hentinya mengusik Palestina. Terbaru, dia memasukkan pemimpin Hamas, Ismail Haniya ke dalam daftar teroris global.

Keterangan pers Departemen Dalam Negeri AS, Rabu (31/1), menyebut Haniya sebagai sosok yang dekat dengan sayap militer Hamas. Dia juga disebut pendukung kuat perjuangan bersenjata yang tak segan-segan menyasar rakyat sipil.

Masuknya Haniya dalam daftar hitam ini membuatnya tak bisa masuk ke wilayah AS. Semua aset keuangannya yang ada di wilayah AS akan disita. Warga negara maupun perusahaan-perusahaan AS juga bakal dilarang berbisnis dengannya.

Ismail Haniya adalah pemimpin sekaligus Presiden Biro Politik Hamas. Dia disebut terlibat dalam serangan teroris melawan warga Israel.

Di Gaza, pejabat Hamas Sami Abu Zuhri menolak dan mengecam keputusan Amerika Serikat tersebut.

"Kami menolak dan mengutuk keputusan itu. Kami melihatnya sebagai refleksi dari dominasi geng Zionis dalam keputusan Amerika," kata Sami Abu Zuhri, Kamis (1/2).

"Keputusan itu tidak ada harganya," kata dia menambahkan.

Pada Desember tahun lalu, Haniya menggelar aksi demonstrasi di Gaza dalam rangka peringatan 30 tahun berdirinya Hamas. Aksi tersebut sekaligus memprotes pengakuan Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Kita akan kalahkan keputusan Trump. Tidak ada kekuatan adidaya yang mampu menawarkan Yerusalem ke Israel. Tidak ada Israel yang memiliki ibu kota bernama Yerusalem," ujar Haniya ketika itu.

sumber:jpnn.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.