Sejuk, Kapolri Jadi Imam Salat Berjemaah dengan Ormas Islam
JAKARTA - Pimpinan DPR memfasilitasi pertemuan antara pimpinan Komisi I DPR, pimpinan Badan Legislasi DPR dengan para pimpinan fraksi untuk mencari jalan keluar atas lambatnya proses pembahasan RUU Penyiaran.
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengatakan RUU Penyiaran ini mendesak untuk segera disahkan sebagai RUU inisiatif DPR. Menurutnya, UU Penyiaran yang lama sudah tidak relevan sebagai efek perkembangan teknologi digital yang sangat luar biasa cepat.
“Di sisi lain Indonesia sebagai negara dengan luas wilayah yang sangat besar masih menggunakan teknologi analog yang sangat ketinggalan,” kata Sukamta di Jakarta, Kamis (31/1).
Sekretaris Fraksi PKS ini bersyukur karena para pimpinan fraksi bersama pimpinan DPD RI telah sepakat mendorong RUU Penyiaran.
“Alhamdulillah para pimpinan fraksi bersama Pimpinan DPR telah sepakat mendorong agar RUU penyiaran sebagai RUU inisiatif DPR segera bisa diproses lebih lanjut. Kesepakatan ini yang kami tunggu-tunggu karena sempat melambatnya pembahasan di Baleg,” kata Politikus PKS dari daerah pemilihan Yogyakarta ini
Sukamta juga meminta Badan Musyawarah (Bamus) untuk segera menyelesaikan proses harmonisasi dan selanjutnya dibawa ke rapat paripurna pada masa sidang ini untuk disepakati sebagai RUU usulan DPR.
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah bertemu dengan perwakilan dari DPP Syarikat Islam dan Hamdan Zoelva di rumah dinasnya, Rabu (31/1). Tito dalam pertemuan itu mengklarifikasi dan menjelaskan video pidatonya yang viral karena dianggap kontroversial.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen (Pol) Mohammad Iqbal mengatakan, Kapolri dalam pertemuan itu tidak hanya mengklarifikasi soal videonya, tetapi juga beramah tamah lewat makan siang bersama. Bahkan, rombongan DPP Syarikat Islam dan Tito sempat salat zuhur bersama.
"Sangat akrab sekali, terus salat berjemaah dengan imam Pak Kapolri," ucap Iqbal di rumah dinas Kapolri di Jalan Patimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Foto Tito saat menjadi imam salat zuhur pun dipajang di akun resmi Divisi Humas Polri di Instagram. Dalam foto itu Tito menjadi imam, sedangkan makmumnya antara lain Hamdan.
Iqbal menerangkan, Hamdan dan DPP Syarikat Islam pada pertemuan itu mendengar secara langsung klartifikasi Tito tentang pernyataannya bahwa ormas Islam selain Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah tidak ikut berkiprah dalam mendirikan Indonesia. Tito pun menjelaskan soal pidatonya yang sudah setahun lalu itu.
"Pak Hamdan senang mendengar penjelasan Kapolri. Bahwa video itu rekaman tahun 2017 tanggal 8 Februari di Pondok Pesantren Kiai Ma'aruf Amin. Dan itu sudah dipotong-potong jadi kalimat tidak utuh," ucap dia.
sumber:jpnn.com
Tidak ada komentar: