Petani Tolak Impor 3,7 Ton Garam


TUBAN - Petani garam di Kabupaten Tuban Jawa Timur, menolak rencana pemerintah pusat mengimpor garam sebanyak 3,7 juta ton.

Penolakan ini disampaikan para petani garam di Desa Cempokorejo, Kecamatan Palang, Tuban.

Pasalnya, panen garam di Tuban tahun ini merupakan yang terbanyak dalam 10 tahun terakhir.

Menurut data Dinas Perikanan setempat Kabupaten Tuban dalam setahun rata-rata mampu menghasilkan sekitar 28 ribu ton garam, sedangkan 2017 naik menjadi 33 ribu ton garam per tahun sehingga stok garam di gudang melimpah.

Namun, sejak pemerintah merencanakan melakukan impor garam, harga garam lokal yang sebelumnya di kisaran Rp 2.300 per kilogram, kini anjlok menjadi Rp. 1.900 per kilogram.

Mudi, petani garam, mengatakan dia bersama teman-temannya di Tuban siap turut andil menyediakan stok untuk garam untuk kebutuhan nasional, meskipun prosentasenya tidak banyak.

"Kalaupun pemerintah memaksakan impor, para petani berharap pemerintah tidak mengimpor terlalu banyak dan lebih memprioritaskan garam stok dari petani lokal," tegas Mudi.

Kondisi tersebut diakuinya memang membuat para petani garam di Tuban resah.

Meski baru rencana, kondisi tersebut membuat harga garam mengalami penurunan hingga Rp 400 per kilogram.

Garam yang diproduksi oleh para petani di Tuban, biasanya dikirim ke Jawa Timur dan Jawa Tengah serta daerah lain di Indonesia.

sumber:jpnn.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.