Demi Makan Ikan, Orang Rohingya Jual Bantuan


Salah satu pengungsi Rohingnya di Bangladesh, Ali terpaksa menjual bantuan-bantuan yang mereka dapatkan untuk sekadar bisa merasakan kembali makan ikan. Bantuan yang mereka dapatkan bervariasi, mulai dari beras, pakaian, selimut dan semacamnya.

"Saya tidak suka makan lentil dan nasi setiap hari. Saya adalah nelayan yang biasa makan ikan atau sayuran satu atau dua kali seminggu," ujar Ali, Senin, (12/2).

Sebagai seorang nelayan di Myanmar, Ali mengaku tubuhnya jadi lelah karena makanannya di kamp hanya nasi dan kacang lentil yang disediakan oleh World Food Program (WFP).
Bantuan untuk Rohingya

Pembatasan gerakan dan kurangnya diet makanan beragam memaksa banyak orang Rohingya seperti Ali untuk mencari metode lain untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan dan butuhkan. Salah satu cara utama yang mereka lakukan adalah dengan menjual bantuan pangan WFP mereka untuk mendapatkan uang tunai.

WFP mengatakan kepada Al Jazeera, ada keterbatasan variasi makanan dan nilai gizi dari persediaan makanan mereka saat ini. Pihaknya ingin memperbaiki keragaman makanan yang mereka sediakan kepada orang Rohingya dengan meningkatkan program e-voucher yang ada.

Program e-voucher memungkinkan para pengungsi untuk membeli 19 jenis makanan melalui hak kartu debit prabayar.

Memasak di atas tungku kecil yang dibangun dari tanah di sudut gelap pondok keluarganya di daerah pemukiman Kutupalong, Shenwara, ibu empat anak menyiapkan beberapa ikan yang dibeli keluarganya.

Sejak datang ke Bangladesh, Shenwara menjual sebagian besar perhiasannya, sekitar USD 100 untuk membantu keluarganya bertahan hidup.

Ia hanya mempunyai cincin hidung yang masih dipakainya. "Saya akan mencoba untuk menyimpannya karena ini yang terakhir, tapi jika saya harus menjualnya, saya akan melakukannya," katanya.


sumber:jawapos.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.