Jazz di Kalangan Remaja


ALUNAN setiap nadanya terdengar merdu sesampainya ia di telinga. Percikan suara flute dan saxophone yang sederhana mampu membuat rileks setiap jiwa penikmatnya. Pernahkah Anda mendengarnya? Musik jenis apakah ia?
Adalah musik jazz yang saat ini sedang digandrungi oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun, sebagian orang beranggapan bahwa jazz adalah musik untuk kalangan atas. Dengan isu yang berkembang tersebut, kini ada ajang pembuktian bahwa jazz dapat dinikmati oleh semua kalangan terutama mahasiswa. Yap, Jazz Goes To Campus!

Sudahkan Anda mengetahui apa itu Jazz Goes To Campus? Jazz Goes To Campus merupakan festival jazz tertua di Indonesia. Festival tahunan ini digagas oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sejak tahun 1978 yang mencintai musik jazz dan ingin membagi semangat musik yang mereka miliki. Jazz Goes To Campus merupakan media ekspresi bagi semangat dan kecintaan mahasiswa FEUI terhadap musik jazz.

Jazz Goes To Campus atau yang biasa disingkat JGTC ini merupakan satu-satunya ajang di mana semua panitia penyelenggara adalah mahasiswa. Jazz yang semula hanya didengar oleh bapak atau ibu, kini sudah merambat ke kaula muda. Banyak musisi jazz yang pernah berpartisipasi dalam event ini, seperti (Alm.) Jack Lesmana, Bill Saragih, (Alm). Bubi Chen, Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa Project, Parkdrive, Sketsa, White Shoes, The Extra Large, Idang Rasjidi Syndicate, Gugun Blues Shelter, Glenn Fredly, Cendi Luntungan, dan lain-lain.

JGTC juga menjadi ajang seni budaya yang dapat membawa kontribusi positif bagi dunia musik Indonesia. Selama bertahun-tahun, JGTC telah berkembang menjadi salah satu festival kampus yang paling dinanti. Hal tersebut terbukti dari antusias dan banyaknya pengunjung yang hadir setiap tahunnya. Sekitar 15.000 orang hadir tiap tahunnya, ini sebagai bukti besarnya sambutan publik terutama mahasiswa terhadap musik jazz.

Pada tahun 2012 ini, Jazz Goes To Campus sudah memasuki tahun penyelenggaraan yang ke-35. Ditahunnya yang ke-35, JGTC mengambil tema ‘Freedom of Jazzpression’. Tema tersebut menggambarkan kebebasan musik jazz dalam berekspresi. “Maksudnya adalah jazz sebagai musik yang bebas dan bisa dinikmati oleh semua orang,” jelas Siward Mandira Ludin, selaku Ketua Jazz Goes To Campus 2012.

Acara Jazz Goes To Campus menjadi bukti bahwa penikmat musik jazz tak hanya mereka yang berduit. Jazz juga digemari oleh para remaja di Indonesia. Pada awalnya, jazz memang dianggap musik kalangan atas sebab dimainkan di hotel-hotel berbintang. Saat itu sulit meminta club atau cafe kecil untuk menampilkan musik jazz. Dari aspek komersial, jazz masih terlalu asing untuk didengar dan tak ada yang berani utuk memainkannya. Oleh sebab itu, musik jazz semakin dijauhi.

Seiring dengan berjalannya waktu, musik jazz kian diterima oleh remaja. Banyak acara jazz yang melibatkan kaum muda dan mahasiswa. Hal ini terbukti dari banyaknya acara-acara jazz yang bermunculan, seperti Java Jazz, Jak Jazz, Jazz Traffic Festival, NgayogJazz, dll. Acara-acara seperti itu membuat musik jazz kini mulai dikenal oleh banyak orang dan membuat cerahnya cuaca industri jazz Indonesia saat ini. Musik jazz sendiri pun dapat berkaloborasi dengan banyak genre termasuk dengan musik etnik dari berbagai daerah.

Jazz yang awalnya berkembang di negeri paman Sam ini memang begitu lentur. Fleksibilitas musik  membuatnya mampu bersimbiosis dengan pengaruh genre musik apapun. Kenikmatan bebunyian iramanya mampu membuat kita merasakan romantisme yang mendalam dari setiap nadanya.
Remaja dan jazz memang tidak akrab namun selalu berusaha untuk saling mengenal. Jazz adalah musik revolusioner yang selalu berubah dan berkembang sepanjang waktu. Jazz memberikan pengaruh positif untuk para remaja. Jazz mampu meningkatkan kreativitas dan membuat remaja kini berbondong-bondong untuk mempelajari musik atau sekadar menikmatinya. Populasi remaja yang belajar musik jazz adalah mereka yang memiliki rentang usia dari 12 sampai 22 tahun. Hal ini memperlihatkan apresiasi remaja yang besar terhadap musik jazz.

Di Indonesia, kini bermunculan penyanyi-penyanyi muda dengan aliran jazz. Sebagai contoh adalah Monita Tahalea remaja yang mengawali kariernya di ajang Indonesia Idol ini, memilih untuk menjadi penanyi jazz. Penyanyi atau band jazz Indonesia lain yang cukup digemari di kalangan remaja adalah Tulus, RAN, Tompi, Maliq and D’essentials, Sandy Sandoro, Barry Likumahuwa, White Shoes, dan lain-lain.
Kini musik jazz sudah kian merakyat dan sudah tak lagi dianggap sebagai musik kelas atas. So, let’s enjoy this genre and sing together!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.