'Internet Bisa Bikin Remaja Bahagia, tapi Harus Ada Batasannya'
Jika sejumlah penelitian sebelumnya menyebutkan penggunaan internet
selama berjam-jam bagi remaja punya risiko, penelitian terbaru justru
menguar sebaliknya. Penelitian tersebut, sebagaimana dilansir dari Mirror, Rabu (15/2/2017), menjelaskan bahwa remaja yang menggunakan internet selama berjam-jam justru cenderung lebih bahagia ketimbang yang jarang mengakses internet.
Andrew Przybylski, psikolog dari Universitas Oxford dan Netta
Weinstein dari Universitas Cardiff mengatakan remaja yang menggunakan
perangkat elektronik seperti smartphone, komputer, dan lainnya selama empat setengah jam, diklaim punya mood stabil dan lebih baik.
Bagaimanapun, penggunaan perangkat elektronik untuk berinternet harus dibatasi. Karena, jika waktu online melebihi dari yang diperkirakan, remaja akan mengalami dampak negatif.
"Dalam sehari, biarkanlah anak-anak kita berinternet, main gim atau
menggunakan perangkat lainnya selama empat setengah jam saja. Tidak
boleh lebih, tidak boleh kurang. Internet memang bisa bikin remaja
bahagia, tapi harus ada batasannya," kata Przybylski.
Salah satu peran yang harus dilakukan orang tua, kata Przybylski,
adalah terus memantau kebiasaan digital anak-anaknya, khususnya ketika
mereka berinternet. "Orang tua harus tetap menemani anak-anaknya ketika
menggunakan perangkat elektronik, bagaimanapun mereka harus tahu
bagaimana perilaku anak-anaknya di dunia digital," ia menjelaskan.
Pemaparan Przybylski berhubungan dengan riset terbaru yang dilakukan
para peneliti keamanan di Intel Security. Survei yang dilakukan kepada
13 ribu orang di seluruh dunia tersebut mencatat, 79 persen orang tua
khawatir dengan kegiatan berinternet anak-anaknya. Setelah dipecah, 60
persen orang tua mengaku selalu memantau anaknya. Sementara 40 persen
sisanya mengaku jarang memantau anak-anaknya memegang gadget untuk
berinternet.
Menariknya lagi, sepertiga orang tua (29 persen) mengatakan mereka
bisa saja memantau kegiatan anak-anaknya saat berinternet dengan syarat
jika diberikan 'cara' lebih mudah, mengingat sebagian mereka
merupakan pekerja kantoran.
Tidak ada komentar: