Suasana di Kampung Jawa sangat ramai. Kawih–kawih Sunda dilantunkan dalam panggung hiburan peringatan HUT ke-70 RI yang digelar warga. Lagu-lagu Sunda lawas yang dilantunkan oleh sinden Ecih, membuat sejumlah penonton beberapa kali naik ke panggung untuk ikut ngibing (menari) bersama penari.
Sinden Ecih ternyata sangat pandai memikat hati para penonton yang menyaksikan pertunjukan. Sambil melantunkan kawih-kawih Sundanya, sesekali sang sinden memanggil-manggil nama penonton. “Pak LPM, Pak RW dan Pak RT,” kata Encih.
Ternyata, panggilan sang sinden itu untuk memancing penonton memberikan saweran. Karena merasa puas dan terhibur, mereka pun dengan sukarela memberikan uang saweran. Sementara yang lainnya memberikan aplaus tepuk tangan dan berucap terima kasih.
Pentas Seni HUT ke-70 RI ala warga Kampung Jawa memang terbilang unik, karena berbeda dengan panggung-panggung hiburan HUT RI lainnya yang digelar di beberapa kelurahan di Kota Bogor.
Pentas seni sunda yang mulai pukul 13.00 hingga malam hari di lapangan bekas kebun singkong, Gang Posyandu, tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi para kaum tua. Selain kawih-kawih Sunda yang disertai dengan ngibing, juga ada tari jaipongan dan seni reog. Tak hanya itu, menu makanan yang disajikan untuk para tamu undangan merupakan makanan-makanan ringan khas kampung. Seperti rangginang, kacang rebus, kue ali, keripiksingkong, pisang, dan jeruk.
“Kami sengaja menggelar pentas seni Sunda dalam panggung hiburan HUT ke-70 RI. Ini untuk menghibur para kaum tua, sekaligus mengenang masa lalu seniman Sunda di Kampung Jawa yang kini sudah pensiun,” ujar Ketua RW 09 Kampung Jawa, Kelurahan Situ Gede, Achmad Fauzan.
Fauzan mengatakan, para seniman Sunda yang tampil dalam acara itu, semuanya warga Situ Gede. “Kita hanya menyewa alat keseniannya, sedangkan para pemainnya seperti sinden Ecih, penabuh goong, gendang, rebab, dan kecapi, semuanya adalah warga Situ Gede,” ujar Fauzan. (Indra / Radar Bogor)
Tidak ada komentar: